Milenianews.com, Mata Akademisi– Insya Allah beberapa hari lagi Ramadhan 1445 H akan tiba. Pertanyannya apakah usia kita sampai di bulan Ramadhan yang akan datang ? Untuk itulah mari kita perbanyak berdoa agar usia kita disampaikan pada bulan Ramadhan yang akan datang dan bisa merasakan nikmatnya beribadah di dalamnya.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـيْ رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِيْ مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka mari kita maknai Ramadhan ini dengan minimal 2 hal :
- Bekali diri dengan khususnya ilmu terkait ibadah puasa. Syarat, rukun serta perkara yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa.
Dengan bekal ilmu yang cukup, tentunya kita akan dapat melakukan amal ibadah dengan baik dan benar. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah mengatakan,
مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.” (Majmu’ Al Fatawa Ibnu Taimiyah)
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [Al Furqan/25:23].
Bukan saja amalannya tidak dianggap sebagai amalan yang diterima, bahkan dialah penyebab masuknya ke dalam api neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً
“Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka).” [Al Ghasyiah/88:1- 4].
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا * الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al Kahfi: 103-104).
- Jadikanlah Ramadhan sebagai Syahrul ibadah
Bulan kesempatan untuk mendulang pahala yang sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya. Sungguh-sungguhlah dalam melaksanakan semua ibadah di bulan Ramadhan yang akan datang ini. Anggap saja Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir bagi kita. Mumpung masih hidup masih ada kesempatan untuk beribadah.Kalau sudah mati yang ada hanya penyesalan demi penyesalan.
Mari kita sambut bulan Ramadhan ini dengan penuh gembira dan suka cita.
مرحبا يا رمضان مرحبا يا شهر مبارك
Selamat datang duhai Ramadhan, selamat datang bulan penuh berkah.
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
Artinya: “Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.” Riwayat dalam kitab Durrat An-Nasihin.
Kenapa harus bergembira menyambut Ramadhan ? Karena Allah Subhanahu Wata’aalaa melalui lisan Rasul-Nya Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan kabar gembira kepada kita semua.
Apa kabar gembiranya? Allah Subhanahu Wata’aalaa menyediakan hal-hal berikut ini :
- Aneka fasilitas yang luar biasa di bulan Ramadhan (beribadah serba diringankan/dimudahkan)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Dari Abu Hurairah r.a. menuturkan, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun”. (Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2079 dan Ahmad: 8631. dengan redaksi hadis dari al-Nasa’i).
Untuk itulah, niatkan dari sekarang untuk mengerjakan semua rentetan ibadah di bulan Ramadhan dengan sungguh-sungguh baik kualitas maupun kuantitas.
- Pahala yang tak terbatas
Allah SWT yang Maha Rohman dan Rohim telah menyedikan bagi kita para shoimin/shoimat (yang berpuasa laki-laki maupun Perempuan) pahala/ganjaran yang tak terbatas. Jangan sia-siakan kesempatan yang sangat berharga ini.Hanya orang yang tidak tau untunglah yang menyikapi Ramadhan ini dengan ibadah alakadarnya.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku’. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).
2. Fotensi Ampunan (Maghfiroh)
Hampir semua ibadah di bulan Ramadhan bertujuan mendapatkan ampunan dari Al-Ghoffaar (Tuhan yang Maha Pengampun). Mulai dari ibadah puasa itu sendiri, sholat tarawih, menghidupkan malam Lailatul Qadar dan lain-lain.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, RasulullahShallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka semua dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760)
Dapat kita lihat pula pada amalan shalat Tarawih. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat Tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Pada amalan shalat yang dilakukan pada malam lailatul qadar juga akan diganjar dengan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
- Jadikanlah Ramadhan sebagai Syahruttarbiyah (Pelatihan/training) Agar Itiqamah Beribadah Seumur Hidup
Yang tidak kalah esensialnya mari Ramadhan ini kita jadikan syahruttarbiyah ( bulan training, bulan penggemblengan, bulan latihan)
Sebulan penuh kita digembleng dengan aneka ibadah, baik individual maupun sosial serta menahan hawa nafsu syahwat dan amarah dengan tujuan agar kita terlatih istiqamah beribadah di sebelas bulan berikutnya bahkan sampai akhir hayat.Dengan demikian kita akan diwafatkan husnul khatimah.
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (183)
Kata تَتَّقُونَ yang terdapat dalam ayat di atas adalah fi’lun mudhori’ (kata kerja yang mencakup waktu sekarang dan akan datang). Artinya Allah SWT mensyariatkan ibadah puasa dengan tujuan agar kita terlatih untuk bertakwa secara kontinyu, selama lamanya sampai akhir hayat bukan saat Ramadhan saja
كن ربانيين ولا تكن رمضانيين
“Jadilah hamba Allah SWT selamanya dan janganlah menjadi hamba Ramadhan”
{ وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ یَأۡتِیَكَ ٱلۡیَقِینُ }
“Beribadalah kepada Allah SWT sampai mati.” [Surat Al-Hijr: 99]
Ibadah yang paling disukai Allah SWT adalah ibadah yang bersifat kontinyu/istiqamah sampai mati.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.” (HR. Muslim no. 783)
Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul Shallallahu ’Alaihi Wasallam menjawab:
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
‘”Amalan yang rutin (kontinyu), walaupun sedikit.”_(HR. Muslim no. 782)
Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab:
لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ
Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinyu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau Shallallahu Alaihi wasallam lakukan.” (HR. Muslim no. 783)
Untuk itulah mari kita jadikan Ramadhan sebagai bulan pelatihan/training agar kita ISTIQAMAH beribadah kepada Allah SWT Samapi akhir hayat sehingga dengan demikian kita diwafatkan HUSNUL KHATIMAH. Aamiin.
Penulis: Ustadz Hasan Yazid Al-Palimbangy