Salah Kaprah Dalam Pelaksanaan Shalat Berjamaah

Ustadz Hasan Yazid Al-Palimbangy. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Di sebagian besar masjid, orang-orang sering mempersilakan orang lain untuk menempati shaf  (baris) pertama atau shaf  terdepan. Sementara dirinya tidak memposisikan dirinya di shaf   pertama atau shaf  terdepan dengan alasan penghormatan terhadap orang lain, entah karena lebih tua darinya atau orang yang terhormat.

Sikap demikian merupakan sikap yang salah kaprah karena bertentangan dengan syariat Islam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  dalam banyak haditsnya sangat menganjurkan kepada siapapun tanpa memandang status sosialnya untuk menempati shaf   pertama dikarenakan keutamaannya yang teramat sangat besar.

Sebagai ilustrasi, “andaikan di shaf  pertama diletakkan emas berlian dan mutiara sebanyak jumlah jamaah yang berada di shaf  pertama, pastilah orang-orang berlomba-lomba untuk menempati shaf  pertama demi mendapatkan emas berlian dan mutiara itu.”

Lalu bagaimana dengan ganjaran yang tak  terhingga dan luar biasa nilainya yang  Allah Subhanahu wata’ala sediakan bagi jamaah yang berada di shaf  pertama ?

Terdapat dalil-dali yang menunjukkan keutamaan shaf pertama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ اْلأُوَلِ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang shalat di shaf pertama.” (HR. Abu Dawud, shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إلاَّ أنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا

“Seandainya manusia mengetahui keutamaan yang terdapat pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidaklah akan medapatkannya kecuali dengan diundi, niscaya pasti mereka akan mengundinya.“ (HR. Muslim)

Hadits di atas menunjukkan adanya keutamaan dan pahala khusus pada shaf pertama, dan bila perlu dilakukan undian untuk mendapatkannya.

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

خيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا ، وَشَرُّهَا آخِرُهَا ، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا ، وَشَرُّهَا أوَّلُهَا

“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling jelek adalah yang paling belakang. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah yang paling belakang, dan yang paling jelek adalah yang paling depan.“ (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan keutamaan shaf pertama bagi laki-laki. Hal ini juga menunjukkan bahwa amal itu bertingkat-tingat yang sekaligus juga menunjukkan bahwa pelaku amal bertingkat-tingkat.

Imam An Nawawi rahimahullah menjelasakan bahwa shaf yang jelek pada laki-laki maupun wanita artinya sedikit pahala dan keutamaanya, karena berada pada posisi yang semakin jauh dari yang diperintahkan syariat.

Posisi Shaf Wanita

Posisi shaf  wanita yang paling baik adalah di belakang, ini berlaku ketika para wanita shalat berjamaah bersama-sama di belakang shaf laki-laki. Adapun jika wanita shalat di belakang imam wanita, atau shalat di belakang imam laki-laki namun terpisah dari jamaah laki-laki di tempat tersendiri, maka yang terbaik adalah shaf yang terdepan. Hal ini berdasarkan keumuman hadits yang menunjukkan keutamaan shaf pertama. (Lihat:  Shahiih Fiqh Sunnah)

Dalam kitab At Ta’liiq ‘alaa Shahih Muslim dijelaskan bahwa shaf  terbaik bagi wanita adalah yang paling belakang. Hal ini disebabkan  posisinya berada paling jauh dari barisan jamaah laki-laki. Berdasarkan alasan ini, maka seandainya para wanita shalat berjamaah di tempat khusus yang terpisah dari laki-laki, maka kita katakan bahwa sebaik-baik shaf wanita adalah yang di depan dan yang paling jelek adalah yang paling belakang. Demikian pula jika para wanita shalat bersama laki-laki namun terdapat pembatas yang memisahkan antara shaf wanita dan shaf laki-laki.

Bahaya Kebiasaan Berada di Shaf Belakang

Shaf laki-laki dalam shalat jamaah semakin di depan maka semakin baik dan utama. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda mengingatkan kepada salah seorang sahabat yang datang akhir dan berada di shaf belakang :

لا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمْ اللَّهُ

“Orang-orang yang terbiasa mengakhirkan hadir ketika shalat jamaah, niscaya Allah akan mengakhirkan urusan mereka.“ (HR. Muslim)

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan yang dimaksud dalam hadits ini adalah orang-orang yang datang akhir sehingga tidak mendapat shaf pertama,  maka Allah Subhanahu wata’aalaa pun akan mengakhirkan bagi orang tersebut rahmat-Nya, kemuliaan dan keutamaan, ketinggian kedudukan, ilmu yang bermanfaat, dan kebaikan lainnya. (Lihat:  Syarh Shahih Muslim)

Dalam kitab Syarah Syarh Rhiyadis Shaalihiin dijelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat ancaman dari Nabi tentang bahaya mengakhirkan datang ke masjid. Apabila seseorang mengakhirkan dari shaf pertama, kedua, dan ketiga, maka Allah pun akan menghukum hatinya dengan menyukai mengakhirkan amal-amal saleh yang lainnya –wal ‘iyadzubillah-. Maka berusahalah untuk berada di barisan shaf terdepan ketika shalat berjamaah.

Wallahu a’lam bisshowab.

Penulis:  Ustadz Hasan Yazid Al-Palimbangy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *