Mata Akademisi, Milenianews.com – Kesetaraan gender menjadi salah satu problematika di Indonesia. Sebenarnya apa itu gender? Gender merupakan karakteristik pembeda antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk dan dibangun di lingkungan masyarakat.
Gender merujuk pada perbedaan antara maskulin dan feminim, yang mana mencakup jenis kelamin atau identitas gender. Kesetaraan gender mengupas tentang relasi kesejajaran antara perempuan dan laki-laki. Khususnya pendidikan, pekerjaan dan perlakuan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Berbahasa Indonesia Kuno?
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pola pikir masyarakat, apalagi generasi milenial, mengalami disrupsi. Perubahan pola pikir tentunya menjadi perbincangan serius dan memiliki dampak positif atau negatif bagi kehidupan bermasyarakat.
Generasi milenial sebagai generasi emas saat ini, telah menguasai teknologi yang semakin canggih. Kemajaun teknologi merupakan sarana yang dapat digunakan generasi milenaal dalam menyuarakan kesetaraan gender. Lalu kira-kira, bagaimana perspektif generasi milenial terhadap kesetaraan gender di Indonesia?
Saya sendiri sebagai generasi emas, tentunya ingin memberikan kontribusi untuk Indonesia. Apalagi jika menyangkut tentang kesetaraan gender. Karena bagi saya, apabila kesetaraan gender tidak ditingkatkan maka akan merenggut minat, bakat dan mimpi banyak pribadi. Misalnya, adanya keterbatasan pada laki-laki maupun perempuan untuk memasuki bidang-bidang tertentu.
Sebagai contoh, terkadang laki-laki akan dilihat aneh jika dirinya menggeluti bidang tata boga yang biasanya lekat dengan ciri khas perempuan. Apalagi perempuan yang menyukai dunia otomotif atau pertambangan, tentunya menjadi perbincangan dalam cakupan gender. Perempuan yang punya profesi seperti laki-laki akan di cap aneh oleh masyarakat.
Saya sebagai perempuan, merasa tersinggung dengan adanya stigma tersebut. Dengan demikian sebagai seorang mahasiswa juga, saya tentunya menjadi agent of change (agen perubahan), social control (pengontrol kehidupan sosial), moral force (penguat moralbangsa), iron stock (penerus bangsa) dan guardian of value (penjaga nilai).
Dengan lima peran saya sebagai mahasiswa, tentunya masyarakat mengharapkan saya mampu memberikan kontribusinya untuk menyetarakan gender di Indonesia.
Sebagai wujud kontribusi saya sebagai perempuan sekaligus mahasiswa, saya telah melakukan penelitian untuk mengetahui perspektif generasi milenial terhadap kesetaraan gender di Indonesia. Dalam penelitian saya, sepuluh generasi milenial yang saya amati tentunya memberikan tanggapan yang luar biasa.
Mereka memberikan perspektif bahwa kesetaraan gender di Indonesia belum dikatakan meningkat. Dengan alasan, beberapa daerah masih terbungkus oleh stigma masyarakat. Jadi memang, meski kita hidup di zaman modern, tetapi karena kurangnya edukasi kepada masyarakat, membuat kesetaraan gender belum bisa dikatakan berkembang.
Sebagai generasi milenial, mereka mendukung peningkatan kesetaraan gender, karena memang dengan adanya hal tersebut, memberikan banyak dampak positif. Dengan kesetaraan gender setiap manusia berhak mengekspresikan dirinya sendiri serta melakukan apa yang mereka inginkan, baik kewajiban maupun keperluan. Walaupun masih perlu di bawah pengawasan sebuah hukum dan aturan sebagai manusia yang berkualitas.
Dengan adanya kesetaraan gender ini, para perempuan dapat lebih bebas dalam menempuh dunia pendidikan, bahkan sampai ke jenjang yang tinggi untuk bisa mengeluarkan kemampuan dan bakat yang mereka miliki serta dapat juga mengembangkan ide dan kreativitas masing-masing.
Baca Juga : Kebebasan Berpendapat di Era Digital
Dengan demikian dapat kita simpulkan, sebagai generasi milenial upaya yang paling tepat dilakukan guna meningkatkan kesetaraan gender, perlu meningkatkan kualitas diri agar mampu beradaptasi dan berani menegakkan keadilan.
Selanjutnya adalah sosialisasi dan perlunya pemahaman kepada masyarakat luas, bahwa setiap manusia mempunyai tujuannya masing-masing. Jadi, kita harus menghargai pilihan setiap orang, dan tetap fokus dengan apa yang kita cita-citakan.
Penulis : Anissa Putri Nabila, Mahasiswi Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.