Nilai-Nilai Produksi Dalam Islam

Haniyah Maulida, Mahasiswi STEI SEBI. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Nilai-nilai produksi dalam Islam merupakan suatu nilai yang menciptakan kemaslahatan yang optimal bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan mencapai kesuksesan yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Seluruh kegiatan produksi dalam Islam terikat dengan nilai-nilai moral yang Islami. Itulah yang mebedakan antara produksi konvensional dengan produksi dalam Islam. Penerapan nilai-nilai moral dalam produksi Islam tidak hanya mendapatkan keuntungan atau laba saja, melainkan mendatangkan berkah serta keuntungan yang didapat oleh produsen atas nilai-nilai Islam yang ia terapkan pada produksi tersebut.

Produksi dari Sudut Pandang Islam

Produksi adalah kegitan yang menghasilkan suatu barang atau jasa yang memiliki nilai tambah dan dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Sedangkan dari prespektif Islam,  produksi adalah kegiatan penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan yang terkandung dalam produksi, serta dapat membawa kebajikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (Turmudi, 2017)

Proses produksi melibatkan beberapa tahapan untuk menghasilakan barang dan jasa seperti, perencanaan, pengadahan bahan baku, desain dan konsep, pengujian kualitas, pengolahan, dan distribusi.

Prinsip Produksi Dalam Islam

Dalam Islam,  ada beberapa prinsip yang mengatur produksi dan distribusi barang dan jasa, yaitu:

  • Barang dan jasa harus diproduksi dengan cara yang adil. Ini berarti bahwa produsen harus dibayar dengan harga yang adil dan konsumen harus di berikan akses yang adil atas barang dan jasa yang ia gunakan.
  • Barang dan jasa harus diproduksi dan didistribusikan  dengan bertanggungjawab, yaitu dengan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan, serta dapat bertanggung  jawab untuk memastikan bahwa suber daya alam dan lingkungan digunakan dengan cara yang baik dan berkelanjutan.
  • Produksi dengan berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya Islam menyukai kemudahan, menghindari kemudaratan dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena berdalih dengan ketetapan-Nya. Tawakal dan sabar adalah kunci dari setiap permasalahan yang terjadi,juga sebagai konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT. Sebagai bentuk dalam  menentukan segala sesuatu setelah segala usaha dipenuhi dengan optimal.(Ali, 2013)

Faktor Produksi Dalam Islam

Untuk bisa melakukan produksi, memerlukan tenaga manusia, sumber daya alam, modal dalam segala bentuknya. Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan atau memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari beberapa elemen yang saling terkait dan berfungsi untuk mencapai tujuan produksi yang lebih luas, Berikut adalah faktor-faktor produksi yang relevan dalam perspektif Islam:

  • Sumber daya alam

Alam sebagai sumber daya alam dari Allah, dan harus digunakan secara bijak serta berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

  • Tenaga Kerja

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang dominan, karena manusia sebagai khalifah di bumi berperan sebagai pengelola dan pengembang sumber daya alam

  • Modal

Modal sebagai faktor produksi yang harus digunakan secara adil, serta harus dijamin keamanannya dengan cara mengumpulkan zakat dan akad mudharabah serta musyarakah

  • Teknologi

Teknologi sebagai faktor produksi yang menjadikan pengembangan dan penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien.(Rianto, 2019)

Tujuan Produksi Dalam Islam

Dalam konsep ekonomi konvensional, tujuan produksi adalah menperoleh laba sebanyak-banyaknya, berbeda dengan tujuan produksi dalam islam yang bertujuan meningkatkan kemaslahatan sehingga dapat diwujudkan dalam bebagai bentuk, di antaranya :

  • Pemenuh kebutuhan konsumen, baik barang ataupun jasa
  • Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa kini atau masa depan
  • Mencari Solusi atas kebutuhan yang di belum terpenuhi
  • Pemenuh sarana bagi kegiatan sosial dan beribadah kepada Allah.

Kaidah Produksi Dalam Islam

Kaidah dalam kegiatan produksi adalah kegiatan yang harus dilakukan setiap produsen yang sesuai dengan syariat Islam adalah :

  1. Memproduksi barang dan jasa dengan cara yang halal dan baik pada setiap proses produksi.
  2. Mencegah kerusakan alam, yaitu dengan membatasi polusi dan memelihara ketersediaan sumber daya alam.
  3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik individu dalam masyarakat atau kelompok serta mencapai kemakmuran.
  4. Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat
  5. Memprodukasi barang dan jasa dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik spiritual, mental maupun fisik.(Arifinal, 2022)

Perbedaan Produksi Konvensional dan Produksi Islami

  • Produksi konvensial

Produksi adalah siklus atau proses ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi dalam waktu tertentu. Tujuan produksi adalah untuk mencapai keuntungan ekonomi yang optimal tanpa mempertimbangkan moralitas atau kesejahteraan masyarakat. Kegiatan produksinya tidak melibatkan ibadah kepada Allah; fokusnya adalah meningkatkan keuntungan dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara efektif.

  • Produksi Dalam Islam

Memperbaiki moralitas dan kesejahteraan masyarakat adalah motivasi utama untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Produksi tidak hanya menguntungkan individu atau perusahaan, tetapi juga menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Produknya didasarkan pada prinsip tauhid, keadilan, kebebasan, kepercayaan, dan halal. Tujuan produksinya adalah untuk membuat produk yang halal dan tidak merusak moral pelanggan, serta meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Produksi adalah cara untuk beribadah kepada Allah.

Referensi

Ali, M. (2013). Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam. Jurnal Lisan Al-Hal, 7(1), 19–35.

Arifinal. (2022). Iii, B A B Produksi, A. 36–62.

Rianto. (2019). Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia,. hlm 22.

Turmudi, M. (2017). Produksi dalam Perspektif Islam. Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, XVIII(1), 37–56.

Penulis: Haniyah Maulida, Mahasiswi STEI SEBI, Prodi MBS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *