Milenianews.com, Mata Akademisi– Dalam bahasa agama, cendekiawan adalah ulul albab, yakni orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Sementara Betawi, secara administratif, berarti etnik yang pada umumnya tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti Depok, Bekasi, Tangerang. Secara kultural, Betawi ditandai oleh bahasa, pakaian, makanan, seni dan budaya yang khas.
Jadi cendekiawan Betawi adalah kelompok elit etnik Betawi yang terus-menerus memikirkan dan menggerakkan masyarakat etnik Betawi dalam mengejar ketertinggalan, baik material maupun spiritual.
Dari sini tak pelak, seorang cendekiawan Betawi adalah sosok yang punya ilmu dan kecerdasan. Ini secara formal. Tapi secara substansial, seorang cendekiawan Betawi adalah sosok yang terus-menerus memikirkan masyarakat Betawi dalam berbagai segi.
Cendekiawan Betawi bukanlah sosok yang berdiri di atas awan dan baru turun apabila dibutuhkan. Cendekiawan Betawi bukan sosok bergelar akademik panjang di depan dan di belakang namanya, tapi orang Betawi yang memberi solusi bagi persoalan hidup.
Cendekiawan Betawi adalah sosok yang membangun ide dan gagasan yang mencerahkan. Jadi Ikatan Cendekiawan Betawi (ICB) diharapkan mampu memberi solusi alternatif bagi masalah yang dihadapi etnik Betawi khususnya, dan bangsa Indonesia secara umum.
Secara padu dan terukur ICB diharapkan dapat membuat roadmap (peta jalan) yang harus dilalui etnik Betawi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang dengan mempertimbangkan waktu, kebutuhan, dan kemampuan.
Oleh karena itu sosok cendekiawan Betawi memiliki delapan ciri. Yakni bersifat empirik, sistematis, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, dan logis. Dengan modal ini dipastikan ICB dapat memberi solusi bagi etnik Betawi dan semua bangsa di Indonesia.
Mengapa begitu? Karena memang sosok cendekiawan adalah pribadi yang memahami benar masalah pokok dan bagian masalah. Masalah pokok kita adalah masalah yang dialami oleh bangsa ini. Sedangkan masalah yang dihadapi etnik Betawi hanya bagian kecil dari masalah bersama.
Jadi intinya ICB berusaha untuk urun rembuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa ini pada lapangan apa saja, seperti pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan masalah lainnya.
Penulis: Dr KH Syamsul Yakin MA, Anggota Dewan Pakar ICMI Kota Depok.