Membangun Pribadi Unggul dengan Berpuasa

Dr. KH. Syamsul Yakin MA (kedua dari kiri). (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Pribadi unggul (personal excellence) dapat diraih dengan berpuasa. Seorang muslim (orang yang beragama Islam) dapat bertransformasi menjadi mukmin (orang yang beriman).  Dengan berpuasa seorang mukmin berpeluang jadi muttaqin (orang yang bertakwa).

Baik muslim, mukmin, dan muttaqin adalah entitas pribadi unggul (personal excellence)  dari tingkat umum, khusus, hingga super khusus. Pertanyaannya, puasa seperti apa yang dapat membangun pribadi unggul?

Di dalam al Quran, Allah memuji seorang muslim yang berpuasa dengan julukan pribadi mukmin. Allah meyakinkan bahwa berpuasa juga dapat menaikkan seorang mukmin jadi muttaqin.

Dalam magnum-opusnya, yakni kitab Ihya Ulumuddin, Imam al-Ghazali memberi informasi bahwa puasa itu seperempat iman.  Bagaimana perhitungan matematiknya?

Imam al-Ghazali menjawab dengan mengutip dua hadits Nabi. Pertama, “Puasa itu separuh sabar”. Kedua, “Sabar itu separuh iman”. Jadi antara puasa dan iman ada sabar.

Dengan kata lain, puasa yang dapat meningkatkan  pribadi unggul adalah yang dilaksanakan dengan sabar. Menariknya, secara leksikal, puasa itu bermakna sabar. Puasa dan sabar sama-sama berarti  menahan.

Di dalam al Quran, Allah memuji pribadi yang sabar ini. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. al-Zumar/39: 10).

Kaitan puasa dan sabar terkonfirmasi dalam hadits qudsi, yakni sama-sama beroleh pahala tanpa batas dari Allah, “Sungguh puasa itu untuk-Ku. Aku yang akan memberi pahalanya (tanpa batas).” (HR. Bukhari).

Tak pelak,  informasi otentik dan otoritatif ini memperteguh  bahwa puasa dan sabar dapat menempatkan pribadi muslim jadi mukmin, dua entitas pribadi unggul.

Pada tangga berikutnya, Allah juga meyakinkan kita bahwa puasa akan mengarahkan pribadi mukmin jadi muttaqin. Muttaqin adalah pribadi unggul yang memuncaki muslim dan mukmin.

Minimal ada empat ciri khas pribadi muttaqin, yakni tawakal, qanaah, wara, dan yakin.

Pengejawantahan  keempat ciri khas ini sangat dinanti di negeri ini. Inilah personal excellence (pribadi unggul), tingkatannya dan alternatif cara meraihnya.

Penulis: Dr. KH.  Syamsul Yakin MA,  Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *