Media Sosial Butuh Akhlak, Bukan Sekadar Kebebasan Bersuara

akhlak era digital

Milenianews.com, Mata Akademisi – Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi ruang publik baru tempat jutaan orang berinteraksi setiap hari. Namun, menurut saya, kebebasan berekspresi yang luas sering kali membuat sebagian pengguna lupa menjaga etika dalam berkomunikasi—hoaks, komentar kasar, hingga perilaku tidak tepat kerap menghiasi dunia maya.

Oleh karena itu, penerapan akhlak publik menjadi sangat penting agar media sosial tetap menjadi lingkungan yang sehat, santun, dan bermanfaat. Saya yakin, dengan bersikap bijak, sopan, dan bertanggung jawab, setiap individu dapat menciptakan suasana dunia maya yang lebih beradab dan mencerminkan nilai-nilai norma yang luhur.

Dalam kehidupan sehari-hari, media sosial sudah menjadi tempat orang-orang untuk berkomunikasi, bertukar pendapat, dan bahkan membentuk pandangan baru. Karena sifatnya yang terbuka, sebenarnya setiap pengguna berada di ruang publik digital yang menuntut sikap dan perilaku yang baik.

Baca juga: Kejujuran Itu Bukan Bonus, Tanpanya Kesuksesan Generasi Muda Cuma Ilusi

Bagi saya, akhlak di media sosial berarti cara kita menjaga ucapan, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas apa yang kita bagikan. Sikap bijak dalam memilih informasi, tidak tergesa-gesa dalam memberikan komentar, serta kesadaran bahwa setiap postingan bisa berpengaruh pada orang lain—itu semua bagian penting dari akhlak tersebut. Saya percaya, dengan memegang nilai-nilai ini, lingkungan media sosial dapat menjadi ruang yang lebih nyaman, sehat, dan saling menghargai.

Di zaman yang serba digital ini, media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Namun, kebebasan berekspresi di media sosial sering kali disalahgunakan—hal ini yang membuat saya merasa penting bagi kita untuk menjunjung tinggi akhlak mulia dalam berinteraksi.

Akhlak ini meliputi kejujuran dalam menyampaikan informasi (karena saya melihat betapa merusaknya hoaks bagi masyarakat), kesantunan dalam berkomunikasi, dan kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan pendapat. Dengan berakhlak baik di media sosial, saya yakin kita dapat menciptakan lingkungan online yang sehat dan positif, yang mendukung kemajuan dan keharmonisan sosial.

Dampak Akhlak Baik bagi Individu, Orang Lain, dan Masyarakat

Akhlak yang baik dalam menggunakan media sosial memberi dampak besar, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat luas. Bagi diri sendiri, sikap yang sopan saat berinteraksi di media sosial dapat membuat kita lebih tenang secara emosional serta menghindari konflik yang tidak perlu—pengalaman pribadi saya juga membuktikan hal ini.

Bagi orang lain, perilaku berakhlak membantu menciptakan komunikasi yang aman dan nyaman, mengurangi kesalahpahaman, dan mendorong terciptanya interaksi saling menghargai. Bagi masyarakat luas, akhlak yang diterapkan pengguna media sosial dapat membangun ruang digital yang lebih sehat, menghilangkan penyebaran hoaks dan kebencian, serta menguatkan nilai-nilai moral di publik. Dengan kata lain, akhlak yang baik bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga membawa pengaruh positif bagi sosial secara keseluruhan—ini adalah manfaat yang saya anggap paling berharga.

Menjaga akhlak di media sosial bukanlah hal yang mudah, karena setiap orang berhadapan dengan berbagai tantangan yang muncul dari sifat media sosial itu sendiri. Arus informasi yang sangat cepat membuat orang mudah terpancing emosi sebelum berpikir matang—saya sering kecewa melihat hal ini terjadi.

Selain itu, tekanan sosial berupa tren, komentar negatif, atau keinginan untuk mendapatkan perhatian sering membuat seseorang lupa pada etika dan batasan. Minimnya pemahaman tentang adab bermedia sosial turut memperparah kondisi ini. Semua tantangan tersebut menjadikan saya menyadari bahwa akhlak digital membutuhkan kesadaran diri, kontrol emosi, dan komitmen yang kuat untuk tetap berperilaku baik meskipun berada di dunia maya.

Menumbuhkan dan melatih akhlak digital membutuhkan kesadaran diri dan kebiasaan yang dibangun secara perlahan—dan saya yakin ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Salah satu caranya adalah meningkatkan literasi digital, yaitu memahami etika dasar dalam memakai internet dan mengetahui konsekuensi dari setiap tindakan di dunia maya. Membiasakan diri untuk berpikir sebelum memposting juga sangat penting agar setiap kata dan informasi yang dibagikan tidak menimbulkan dampak negatif bagi orang lain. Mengatur waktu untuk menggunakan media sosial membantu seseorang lebih fokus dan menghindari perilaku negatif yang sering muncul akibat konsumsi konten berlebihan.

Baca juga: Adab dan Akhlak: Kepribadian Penerus Umat

Selain itu, memilih untuk mengikuti akun-akun positif dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Melakukan evaluasi diri secara rutin (misalnya menilai apakah komentar dan postingan kita sudah mencerminkan nilai-nilai akhlak) juga menjadi langkah penting dalam membentuk perilaku digital yang lebih beretika. Dengan membangun kebiasaan-kebiasaan sederhana ini, akhlak digital akan tumbuh secara kuat dan konsisten—ini adalah langkah yang saya coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak publik di media sosial sangat penting untuk menjaga kualitas interaksi di ruang digital. Sebagai kesimpulan, saya percaya bahwa dengan bersikap bijak, sopan, dan bertanggung jawab, pengguna dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan menghargai satu sama lain.

Akhlak yang baik membawa dampak positif bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat luas, seperti terciptanya komunikasi yang harmonis serta berkurangnya konflik dan penyebaran hoaks. Meski terdapat tantangan seperti arus informasi cepat dan tekanan sosial, akhlak digital tetap dapat dibentuk melalui literasi digital, pengendalian diri, kebiasaan berpikir sebelum memposting, serta evaluasi perilaku secara rutin.

Penulis: Hanafi Daffa Firdausiy, Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah IAI SEBI

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *