Integrasi Wahyu, Akal, Dan Akhlak Dalam Peradaban Ilmiah Modern

Peradaban Ilmiah Modern

Milenianews.com, Mata Akademisi – Dalam islam, ilmu memiliki kedudukan sangat tinggi karena menjadi jalan untuk mengenal Allah, memahami kebenaran, dan menjalani kehidupan dengan petunjuk yang benar. Menuntut ilmu Adalah ibadah dan kewajiban bagi setiap muslim, dan orang yang berilmu dimuliakan oleh Allah karena ilmunya membawa manfaat bagi diri sendiri dan Masyarakat. Perkembangan ilmu dan teknologi modern sering tidak diimbangi dengan nilai moral dan spiritual, sehingga kecerdasan manusia tidak selalu selaras dengan kemanusiaan. Hal ini terlihat dari penyalahgunaan teknologi, penipuan akademik, manipulasi data, eksploitasi lingkungan, hingga inovasi yang membahayakan manusia dan merusak tatanan nasional.

Baca juga: Aksiologi dan Krisis Lingkungan: Tanggung Jawab Pemerintah Terhadap Kaidah Ilmu Lingkungan dalam Menghadapi Banjir dan Kerusakan Ekosistem Indonesia

Islamisasi pengetahuan adalah proses mengintegrasikan ilmu modern dengan nilai-nilai islam, yaitu menyelaraskan pengetahuan yang bersumber dari sains, akal, dan pengalaman dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah agar penggunaannya sesuai dengan nilai tauhid, akhlak mulia, dan kemaslahatan umat. Tujuan islamisasi bukan untuk menolak atau menentang ilmu modern, tetapi untuk meluruskan arah dan penerapan ilmu tersebut agar tidak disalah gunakan, tetapi juga membentuk karakter serta membawa manfaat, keadilan, dan kebaikan bagi manusia dan lingkungan.

Dalam tradisi keilmuan islam terdapat tiga pendekatan utama untuk memahami dan mengembangkan ilmu, yaitu bayani, burhani, dan irfani. Pendekatan bayani berfokus pada kajian teks seperti Al-Qur’an dan Hadis dengan cara menafsirkan dan memahami nash secara sistematis melalui ilmu seperti tafsir dan fikih. Pendekatan burhani menekankan penggunaan akal dan logika ilmiah, yang banyak digunakan dalam filsafat, ilmu pengetahuan alam, dan matematika. Sedangkan pendekatan irfani mengutamakan pemahaman intuitif dan spiritual melalui pengalaman batin yang mendalam, sebagaimana berkembang dalam tradisi tasawuf. Jadi, ketiga pendekatan tersebut saling melengkapi dalam membentuk cara berpikir umat islam tentang ilmu.

Akhlak Rasulullah bisa dijadikan model utama dalam dunia keilmuan karena beliau bukan hanya penyampai wahyu, tetapi juga pembimbing moral bagi umat muslim. Rasulullah menunjukkan bahwa ilmu tidak boleh dipisahkan dari etika, sebab tujuan ilmu adalah membawa kebaikan dan kemaslahatan. Nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, keadilan, kerendahan hati, dan kepedulian terhadap sesame menjadi pedoman penting dalam proses menuntut ilmu maupun mengamalkannya. Seorang yang berilmu tetapi tidak mengutamakan akhlak dapat menyalahgunakan pengetahuannya. Karena itu, meneladani akhlak Nabi dalam aktifitas ilmiah akan melahirkan generasi cerdas yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga bertanggung jawab, dan beretika.

Kontribusi islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat historis, tetapi juga bersifat epistemologis dan metodologis. Islam memandang ilmu pengetahuan sebagai bagian integral dari keimanan, bukan entitas yang terpisah. Pandangan ini menempatkan aqidah sebagai fondasi paradigma ilmiah, syariah sebagai standar penggunaan teknologi, dan akhlak sebagai etika dalam penerapan ilmu pengetahuan.

Pada era klasik, peradaban islam mencapai puncak kejayaan ilmu pengetahuan sekitar abad ke-8 hingga abad ke-13 M, Ketika dunia islam menjadi pusat intelektual dunia. Kota-kota besar seperti Baghdad, cordoba, kairo, dan damaskus menjadi pusat belajar yang terbuka terhadap berbagai tradisi ilmu, termasuk dari Yunani, Persia, dan india. Baitul hikmah di Baghdad menjadi contoh paling terkenal sebagai pusat penerjemahan dan riset ilmiah, sementara cordoba, di Andalusia berkembang dengan perpustakaan, universitas, dan rumah sakit yang maju.

Banyak ilmuwan muslim telah memberikan kontribusi besar dalam bidang sains dan teknologi. Tokoh-tokoh seperti Al-Khawarizmi (bapak aljabar), Ibn Sina (kedokteran), dan Ibn Haytham (optik) membangun dasar-dasar ilmu modern yang masih digunakan hingga saat ini. Bahkan, peradaban barat banyak mengadopsi pengetahuan yang berasal dari dunia islam melalui proses penerjemahan karya-karya ilmiah muslim ke Bahasa latin selama abad pengetahuan.

Di era modern, perguruan tinggi islam mulai mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum melalui konsep “wahyu memandu ilmu” yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadis sebagai dasar disiplin pengetahuan. Model ini diterapkan dalam kurikulum dengan menggabungkan pembelajaran akademik, pembinaan akhlak, dan program spiritual agar lulusan cerdas sekaligus berkarakter. Meskipun penerapannya masih menghadapi tantangan seperti sekularisasi dan kurangnya dialog antar disiplin, integrasi ilmu tetap dipandang penting untuk membangun pendidikan islam yang holistik dan relevan dengan tuntunan global.

Baca juga: Krisis Etika Media Sosial Dan Relevansi Ilmu Akhlak Dalam Filsafat Islam

Ilmu dalam islam tidak pernah berdiri sendiri, tetapi selalu diposisikan sebagai sarana untuk mengenal Allah dan memperbaiki kehidupan manusia. Ketika ilmu dipisahkan dari akhlak dan nilai spiritual, maka manusia mudah terjebak pada penyalahgunaan teknologi, penipuan ilmiah, dan kerusakan moral. Karena itu, menurut pandangan saya, Islamisasi pengetahuan menjadi upaya penting untuk mengembalikan ilmu pada tujuan aslinya, yaitu kemaslahatan dan keadilan. Integrasi antara wahyu, akal, dan pengalaman melalui pendekatan bayani, burhani, dan irfani menciptakan cara berpikir yang lebih seimbang dan manusiawi.

Oleh karena itu, menurut saya, Upaya menggabungkan Kembali ilmu agama dan ilmu umum di era modern sangat penting untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga beretika, berjiwa spriritual, serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Penulis: Shofwatun Nisa, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *