Huruf Latin Jadi Penolong Hijaiyah: Metode AQU BISA dan Andragogi, Cocok?

Andragogi: Teori Pembelajaran Orang Dewasa

Malcolm Knowles, pencetus teori andragogi, dalam bukunya The Adult Learner, mengemukakan enam prinsip utama pembelajaran orang dewasa. Keenam prinsip tersebut meliputi: kebutuhan untuk mengetahui (learners need to know), konsep diri sebagai pembelajar (self-concept of the learner), pengalaman sebelumnya (prior experience of the learner), kesiapan untuk belajar (readiness to learn), orientasi terhadap pembelajaran (orientation to learning), dan motivasi untuk belajar (motivation to learn).

Prinsip pertama pendekatan andragogi adalah learners need to know, yang menyatakan bahwa orang dewasa harus memahami alasan untuk mempelajari suatu materi. Metode AQU BISA menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, yaitu agar membaca Al-Qur’an menjadi semudah membaca koran. Hal ini didukung dengan penggunaan huruf Latin sebagai tanda baca, yang memanfaatkan kemampuan yang telah dikuasai peserta dewasa, yaitu membaca huruf Latin. Dengan demikian, metode ini menjawab kebutuhan akan kejelasan tujuan dalam pembelajaran orang dewasa.

Prinsip kedua, self-concept, yaitu keinginan orang dewasa untuk mengontrol proses belajarnya secara mandiri. Knowles dalam buku Self-Directed Learning membedakan antara teacher-directed learning, di mana guru menjadi pusat kontrol, dan self-directed learning, yang menempatkan guru sebagai fasilitator. Peran guru dalam metode AQU BISA hanya pada tahap awal sebagai pengenal, pembimbing, dan pemberi umpan balik. Setelah itu, peserta didik diarahkan untuk berlatih membaca secara mandiri, yang menunjukkan penerapan prinsip ini dalam praktik.

Prinsip prior experience menyatakan bahwa orang dewasa membawa latar belakang pengalaman yang luas ke dalam proses belajar. Metode AQU BISA mengakomodasi hal ini dengan mengadaptasi huruf Latin sebagai “tanda baca” Al-Qur’an, sehingga pengalaman peserta dalam membaca koran atau teks Latin dapat diintegrasikan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an.

Selanjutnya, prinsip readiness to learn menjelaskan bahwa orang dewasa lebih siap belajar ketika materi yang dipelajari berkaitan dengan kebutuhan mereka. Praktik dalam prinsip ini menunjukkan bahwa keinginan untuk bisa membaca Al-Qur’an menjadi pemicu utama kesiapan belajar. Namun, kendala seperti rasa malu karena belum lancar membaca dan keterbatasan waktu sering kali menjadi hambatan bagi orang dewasa. Metode AQU BISA hadir sebagai solusi yang praktis dan efisien, yang dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan serta waktu yang tersedia bagi pelajar dewasa.

Prinsip problem-centered orientation menunjukkan bahwa pembelajaran orang dewasa lebih efektif bila difokuskan pada pemecahan masalah nyata dibanding penguasaan teori semata. Metode AQU BISA langsung menghadapkan peserta didik pada teks Al-Qur’an, bukan sekadar pengenalan huruf hijaiyah satu per satu. Pendekatan ini mempercepat proses belajar dengan menyederhanakan tahapan-tahapan awal secara fungsional.

Terakhir, prinsip motivation to learn menyatakan bahwa motivasi belajar pada orang dewasa lebih bersifat internal, yaitu dari dalam diri sendiri. Orang dewasa akan bersikap responsif ketika mendapat motivasi dari luar, seperti promosi jabatan, naik gaji, dan sebagainya. Namun, Knowles menyatakan bahwa motivasi dari dalam diri sendiri lebih kuat. Salah satu motivasi internal tersebut adalah keinginan untuk meningkatkan kepuasan pribadi.

Baca juga: Beriman dan Berilmu

Metode AQU BISA membuat peserta didik dapat merasakan kemajuan secara langsung, misalnya dengan kemampuan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dalam waktu relatif singkat. Pencapaian ini menumbuhkan rasa percaya diri dan kepuasan pribadi, sebagaimana dicontohkan dalam testimoni seorang peserta bernama Ibu Neni, yang sebelumnya sempat kehilangan semangat karena belum lancar membaca di usia lanjut, namun berhasil bangkit kembali melalui pendekatan metode ini.

Metode AQU BISA, dengan demikian, sangat sesuai dengan prinsip-prinsip andragogi yang dijelaskan oleh Malcolm Knowles. AQU BISA mengakui pengalaman dan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya, menunjukkan hasil nyata dari pembelajaran secara cepat, efektif, dan praktis. Sesuai dengan slogan: “Membaca Al-Qur’an Semudah Baca Koran”, AQU BISA berhasil menunjukkan hasil nyata dan cepat dari pembelajaran Al-Qur’an, menjadikannya metode yang tepat untuk dipilih bagi orang dewasa yang telat mempelajari Al-Qur’an.

Penulis: Khansa Nabilah dan Samiha Nathaniela Revolusia Sobari, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *