Milenianews.com, Mata Akademisi– Cepat atau lambat pada waktunya kita semua akan pergi meninggalkan dunia yang fana ini dan akan kembali menuju ke haribaan Allah Subhanahu wata’aalaa.
Seperti firman Allah SWT, yang artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al Ankabut: 57).
Kita di dunia fana ini hanya sebentar, berkisar 60 – 70 tahunan saja, hanya sedikit yang lebih dari itu. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengingatkan: Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.”. (HR. At-Tirmidzi). Tergolong hadits hasan
Kelak, semua yang ada di sekitar kita akan berpindah tangan.Rumah kita akan ditempati oleh orang lain. Semua harta kita akan diwarisi oleh para ahli waris. Pasangan hidup kita akan menikah lagi dengan orang lain. Demikian diingatkan oleh Amiirul Mukminiin Ali Bin Abii Thaalib Radhiallahu Anhu.
Saat Amiirul Mukminiin Ali Bin Abii Thaalib Radhiallahu anhu melewati sebuah komplek pemakaman, beliau mampir sejenak untuk mendoakan para penghuni kubur, dan beliau pun mengucapkan doa yang artinya: “Keselamatan dan kedamaian untuk kalian semua. Sungguh, rumah-rumah yang kalian tinggalkan, telah ditempati oleh orang lain. Sungguh, harta harta yang kalian tinggalkan, telah dibagi bagikan oleh anak-anak kalian. Sungguh, pasangan hidup kalian yang kalian tinggalkan, kini telah menikah lagi dengan orang lain. Inilah kabar berita dari kami. Dan bagaimana kabar kalian?”
Semua yang ada di sekitar kita akan kita tinggalkan, dan semua akan berpindah tangan ke orang lain. Hanya harta yang kita sedekahkan yang ikut bersama kita ke lubang kubur hingga akhirat. Sedekah inilah yang menyelamatkan kita, menjadi pelampung di tengah badai dahsyatnya alam kubur dan alam akhirat.
Kejarlah dunia dan cari harta sebanyak banyaknya, namun jangan sampai melalaikan kita akan akhirat.Pergunakanlah untuk keberkahan dan kebahagiaan kita dunia akhirat.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (dari mengingatKu dengan beramal soleh) sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Pengulangan kalimat janganlah begitu dalam surat di atas menunjukkan betapa sayangnya Allah SWT kepada kita khususnya sebagai hamba yang beriman agar selamat dari tipu daya dan hiruk pikuk kehidupan dunia demi meraih kebahagiaan baik di dunia maupun di alam akhirat yang kekal abadi itu
Sejak sakratul maut dan saat sudah wafat semua orang memohon kepada Allah SWT dengan mengajukan hanya satu permintaan demi hanya satu tujuan, yaitu MINTA DIKEMBALIKAN LAGI KE DUNIA AGAR BISA MELAKUKAN AMAL SALEH yang sering dilalaikan saat masih mempunyai kesempatan untuk beramal saleh ketika di dunia
“Ya Tuhan kami, mohon tangguhkan (kematian) kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Ibrahim: 44)
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”
“Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS Al-Fajr: 2
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan” (QS Al Mu’minun: Ayat 9)
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan’. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Fathir: Ayat 37)
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin” [as-Sajdah/32:12]
Sudahkah kita hidup dengan mengoptimalkan setiap detik usia dengan berlomba-lomba beramal soleh atau malah menyia-nyiakannya karena tergiur dan tertipu oleh gemerlapnya dunia?
Pandai pandailah manfaatkan waktu, jangan baru sadar dan mau bertaubat serta beramal saleh di saat sakratul mau saat sudah tidak diterima lagi taubatnya dan tidak sempat lagi beramal saleh.
Wallahu a’lam bisshowab.
Penulis: Ustadz Hasan Yazid Al-Palimbangy