Fakta Pink Moon Yang Terjadi Bulan April 2021

Fakta Pink Moon Yang Terjadi Bulan April 2021

Milenianews.com – Fenomena Supermoon atau Pink Moon terjadi pada 26 dan 27 April 2021 lalu. Observatorium Bosscha milik Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan supermoon berada dekat titik terdekat dengan Bumi di orbit peredarannya.

“Peristiwa supermoon terjadi saat Bulan berada pada atau di dekat titik terdekatnya dengan Bumi di orbit peredarannya, atau disebut sebagai titik perigee,” tulis Observatorium Bosscha melalui akun Instagramnya (27/4).

Berikut beberapa fakta mengenai fenomena Pink Moon atau supermoon yang terjadi di bulan April:

Awalnya istilah Supermoon diciptakan astrolog Richar Nolle pada tahun 1979, terjadi ketika bulan purnama baru atau bulan baru berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Hal ini membuat Bulan terlihat jauh lebih besar dan lebih cerah. Meskipun ukuran perbesaran ini sebenarnya tidak terlihat secara signifikan. Karena rata-rata Bulan hanya akan terlihat sekitar 7% lebih besar dari ukuran biasanya dan sekitar 15% lebih terang.

Dikutip The Guardian, Bulan purnama yang disebut supermoon berarti bulan akan tampak lebih besar dari bulan purnama rata-rata karena kebetulan berada di dekat titik terdekat orbitnya ke Bumi.

Baca Juga : Benarkah Supermoon Sebabkan Kualitas Tidur Buruk?

Sebenarnya Bulan Tidak Benar-benar Berwarna Pink

Sedangkan untuk istilah Pink moon berasal dari sebuah almanak yang terbit di Amerika Serikat dan Kanada, yaitu The Old Farmer’s Almanac. Sebutan ini berasal dari budaya Amerika setempat dan juga Eropa. Karena bulan April merupakan musim semi di belahan Bumi utara, Sehingga sesuai dengan suasana musim tersebut.

Mengutip Space, warna pink atau merah muda melambangkan bunga Phlox subulata, bunga yang berasal dari daerah Amerika Utara yang bermunculan di awal musim semi.

Selain itu ada pula sebutan bulan purnama purnama ini dari kebudayaan Amerika. Nama hewan yang bermunculan ketika musim semi dimulai, diantaranya yakni Bulan ketika bebek kembali, Bulan ketika angsa bertelur, dan Bulan katak.

Pink Moon atau Supermoon Mengakibatkan Pasang Surut Air Laut

Melansir Earthsky, fenomena supermoon ini akan menciptakan pasang surut air laut yang tidak biasa, atau disebut pasang pegas. Beberapa ahli menyebut pasang surut itu dengan nama pasang surut perigean.

Untuk yang tinggal di pesisir garis samudera, pasang surut ini akan berlangsung hingga 2 hari dan berpotensi menyebabkan banjir. Setidaknya selama tiga malam satelit alami kita akan tampak lebih terang dari biasanya. Namun tidak terlalu terang sehingga tak berbahaya untuk mata telanjang.

The Old Farmer’s Almanac menyatakan bahwa orang yang ingin melihat fenomena itu harus berada pada lokasi yang baik. Serta mencari area terbuka untuk menyaksikan fenomena bulan akan tampak terbesar dan berwarna keemasan.

Di setiap malam dari 26 dan 27 April, sekitar 98 persen permukaan Bulan akan tampak lebih terang dari Bumi. Bulan biasanya membutuhkan beberapa menit untuk naik ke atas cakrawala, sehingga pergerakannya mudah terlihat.

Baca Juga : Supermoon Terbesar Tahun lalu, Akan Hiasi Langit 19 Februari

Memiliki jarak paling dekat dengan Bumi

Pada lintasan orbit yang normal, jarak Bumi dan Bulan yakni 384.400 kilometer. Namun ketika pada saat fenomena Supermoon atau pink moon terjadi, jarak Bumi dan Bulan menjadi sangat dekat.

Berikut adalah jarak antara pusat bulan dan Bumi untuk tiga Supermoon yang akan datang:

27 April 357.615 kilometer

26 Mei 357.462 kilometer

24 Juni 361.558 kilometer

Sebaliknya, bulan purnama terjauh dan terkecil dalam satu tahun akan jatuh pada tanggal 19 Desember 2021 atau terkenal dengan istilah mikromoon.

Pada fenomena mikromoon posisi Bumi dan Bulan memiliki jarak 405.932 kilometer. Jarak tersebut memiliki jarak yang lebih jauh 48.470 dari jarak terdekat pada 26 Mei 2021.

Respon (11)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *