Budaya  

3 Tradisi Sambut Bulan Muharram

 

Muharram yakni bulan pertama di tahun baru Hijriah dalam kalender umat Islam, sering juga disebut sebagai bulan yang istimewa di antara empat bulan haram lain yang istimewa. Bulan haram merupakan bulan yang disucikan oleh kaum muslimin. Muharram disebut juga dengan Shafar Al Awwal sedangkan bulan Shafar merupakan bulan kedua yang disebut Shafar Ats Tsani. Muharram bermakna “waktu yang diharamkan”, artinya pada bulan muharram ini dilarang dzolim terhadap diri sendiri dan janganlah melakukan perbuatan dosa.

1. Ngadulag

Ngadulag berasal dari bahasa Sunda yang artinya menabuh bedug. Tradisi ngadulag biasa diadakan oleh rakyat Bogor dalam sambut bulan Muharram. Dulag merupakan suara bedug yang dipukuli diiringi dengan suara kentongan yang berirama. Biasanya tradisi ngadulag diramaikan juga dengan pawai obor keliling kampung.

2. Nganggung

Tradisi nganggung merupakan tradisi gotong royang masyarakat kota Pangkalpinang dengan membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji. Setiap rumah atau keluarga membawa satu dulang yang terbuat dari Kuningan, berisi makanan sesuai kemampuan masing-masing. Tradisi Nganggung biasa disebut dengan adat sepintu sedulang. Yang biasa dilakukan saat menyambut hari raya keagaamaan, salah satunya saat sambut bulan Muharram. Kegiatan nganggung biasa dilakukan di Mesjid di kota Pangkalpinang.

3. Buleun Asan Usen

Bulean Asan Usen biasa disebut oleh orang Aceh dalam menyebut bulan Muharram. Tradisi buleun Asan Usen ini biasa dilakukan saat sambut bulan Muharram dengan tujuan mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein. Pada tradisi buleun Asan Usen disediakan makanan khas berupa bubur kanji acura yang dibuat dari campuran beras, santan, gula, irisan kelapa, kacang-kacangan dan buah-buahan seperti pepaya, delima, pisang, tebu serta umbi-umbian.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *