Milenianews.com, Jakarta – Asma Nadia, penulis kondang tanah air, mengaku dirugikan atas adanya film dengan judul “Air Mata di Ujung Sajadah” mirip dengan novel karyanya yang berjudul “Cinta di Ujung Sajadah”.
Alasan ini dikemukakan untuk menindaklanjuti maraknya berita yang simpang siur terhadap film “Air Mata di Ujung Sajadah”. Asma Nadia mengaku bahwa banyak media berita dan netizen beranggapan bahwa film ini adalah salah satu adaptasi dari novel karyanya.
“Perlu kami klarifikasi, bahwa sampai dengan hari ini, kami tidak pernah dimintai izin oleh pembuat film ‘Air Mata di Ujung Sajadah’ untuk menggunakan judul film yang memiliki kesamaan substantif,” jelas kuasa hukum Asma, Ana Sofa Yuking SH MH, dalam konfrensi pers yang digelar di Pondok Indah pada Senin (16/10).
“Kami menduga ada indikasi terjadi pelanggaran atas hak kekayaan intelektual terhadap karya klien kami, yaitu Asma Nadia,” tambahnya.
Baca juga : Helvy Tiana Rosa Ceritakan Serunya Menulis “Jomblo Fi Sabilillah”
Asma Nadia “Kami sudah ada itikad baik, tapi tidak digubris”
Asma Nadia juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat klarifikasi secara resmi kepada pihak produksi film itu pada 6 Juli 2023 silam. Namun, hingga saat ini juga belum ada jawaban dari pihak pembuat film “Air Mata di Ujung Sajadah”.
“Saya menyayangkan bahwa pihak yang terlihat di produksi film ‘Air Mata di Ujung Sajadah’, tidak pernah meluruskan pemberitaan yang ada, dan membuat publik berpikir film tersebut adalah adaptasi dari novel saya,” katanya.
Asma mengungkapkan bahwa ia sudah menghubungi pihak produser, bahwa frasa “di ujung sajadah” pada film terkait adalah frasa yang persis terdapat pada judul novel Asma. Novel “Cinta di Ujung Sajadah” sendiri, sudah terbit pada tahun 2008 lalu, jauh sebelum produksi film “Air Mata di Ujung Sajadah”.
Menurut Asma, pihak produksi mengaku bahwa mereka dapat judul secara spontan saat ada salah satu adegan di film. Dalam pembicaraan Asma dengan pihak produksi, Asma mengaku ia merasa miris karena respon pihak produksi seakan menyepelekan plagiarisme. Pihak produksi mengatakan ke Asma, untuk mendaftarkan semua bukunya ke Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Pusbang SDM Parekraf) .
“Tidak ada sangkut pautnya dengan perlindungan judul buku dan hak-hak penulis itu sendiri,” ujar Asma.
“Kalau seperti ini, maka seluruh novel, cerpen, dan buku yang ada di seluruh Indonesia yang belum difilmkan dapat mengalami hal yang serupa, dimana judul karyanya hanya di ubah satu kata saja, dan hal tersebut seolah-olah dibenarkan,” tegasnya.
Baca juga : Helvy Tiana Bocorkan Film Selanjutnya Setelah Jomblo Fi Sabilillah, Tentang Sejarah
Asma mengungkapkan bahwa ia merasa sangat dirugikan atas peristiwa ini. Hal ini membuat novelnya yaitu “Cinta di Ujung Sajadah” yang tadinya banyak diminati produser akan sulit difilmkan.
Terakhir, ia berharap bahwa upaya ini bisa memberikan edukasi sekaligus gebrakan besar bagi sesama penulis untuk berani bersuara bila ada dugaan pelanggaran hak cipta.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.