Oleh: Hadi Suroso
Masih tentang sepi yang selalu menyulut rinduku. Semesta bagi rinduku mengelana di tengah keheningan malam yang larut. Aku jadi tersesat di belantara angan tentangmu yang kian absurd.
Ingin ku mencaci sepi, mengutuknya bersama sunyi sejadi-jadinya. Tak kubiarkan ia merasuk kembali sambangi malamku, piawai memandu rinduku menuju selubung hampa. Merupa wahana melukiskan parasmu di atas kanvas fatamorgana.
Sepi…kau hanya menyuguhiku nelangsa hati pada rindu yang tabu. Sebab dia yang aku damba tak pernah menjadi nyata, sebatas senandung merdu pada harmoni orkestra dalam ruang khayalku di setiap hadirmu.
Wahai sepi yang jauh dari inginku. Menghampiriku adalah aral yang ingin selalu bisa ku hindari. Pada lunglai rapuhnya jiwa ini oleh lara hati yang datang bertubi silih berganti, kau tak lain dari sandaran bisu tempat ku bercurah dan mengadu. Hanya memantik rindu yang salah arah_menyasar rasaku pada dia yang tak mungkin ditakdirkan untukku. Menggenapkan malam-malamku hanya berwajah kelabu.
Sepi….tolong jangan pernah lagi kau hadir kembali pada malamku. Cukuplah ini yang terakhir, tidak lagi menghiasi ke depan hari-hariku. Biarlah yang ada berikutnya berupa riuh gembira memenuhi sisa waktuku. Untuk hati yang kini lemah terkulum luka pada deretan kisah yang telah lalu.
Bogor, 10092024
Hd’s
Profil Penulis:
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.