Oleh : Lampion Merah
Kisah-kasih yang telah lalu, yang telah usang termakan waktu
Namun masih terkenang selalu dalam sebuah moment yang pernah tertata rapi pada potret-potret lama
Ya, pada masa itu ada kita yang saling cinta, berbagi cerita serta menikmati hari-hari bersama
Dalam sebuah canda dan tawa. Aku bahagia
Masa yang indah
Tentu saja, sebab kamu adalah bagian terindah dalam sebuah cerita
Dimana saat itu bumi ku penuh warna
Ya, saat kau masih tinggal,
Saat kau menjadi penenang yang baik bagi hati yang sedang risau,
Serta dimana kamu menjadi bagian rumah yang paling ramah, tamah, jua memberi rasa nyaman pada jiwa yang sedang gundah
Pada waktu itu sungguh indah
Sebelum semuanya berubah
Kala semesta merenggutmu
Sungguh tak kusangka, kau pergi begitu cepat
Padahal belum sempat ku tepati janji untuk hidup bersama, sampai nanti, rambut kita memutih.
Tidak, tidak, sungguh ku rasa tidak adil
Tuhan merampas mu kala kita sedang bahagia
Namun apa daya, aku tak bisa berbuat apa-apa
Sekali pun aku menentang ‘Tuhan’ itu sama saja percuma, kau tak akan kembali bernyawa
Namun, semua itu sudah berlalu
Sedang ku bujuk diriku untuk merelakanmu, menghitung satu-dua waktu yang tanpa kita waktu itu
Aku belajar menyimpanmu sebagai hadiah Tuhan paling paripurna yang kupunya.