Puisi  

Mahabbah Hati

Hadi Suroso. (Foto: Istimewa)

Puisi karya Hadi Suroso

Kamu adalah satu keindahan yang kini hanya bisa kulihat, namun tak mungkin lagi untuk kujangkau. Bukan karena jarak, bukan pula karena tanganku tak cukup kuat untuk menggapai kembali, namun sekat takdir yang memisah kita, adalah dinding sakral yang tak boleh kita langgar. Kita telah ada di jalan hidup kita masing-masing.

Memang kenyataan ini telah mengubur mimpi-mimpi yang pernah kita tinggikan.  Menggenapkan do’a-do’a kita yang tertolak. Nyatanya kita hanya sekerat kisah di sepenggal waktu_tidak abadi.

Memang ada kesedihan mendalam yang kita tahan. Ada derai yang perlahan menetes jatuh. Ada dada yang bergemuruh sesak. Namun kita memaksa diri untuk memilih kuat di perihnya perpisahan.

Kita memang tidak saling menghendaki.  Kita juga tidak saling mengingini. Meski berat… yang telah digariskan semesta tak bisa kita hindari.

Perlahan kita mula saling belajar merelakan. Kita juga mencoba saling mengikhlaskan. Namun irama degup di dada kita juga tak bisa kita nafikan.

Kita masih saling menyimpan rasa meski tak lagi bersama. Dan baranya belum juga padam di masing-masing hati kita hingga detik ini.

Haruskah kita meniti jalan untuk kembali ?

Tidak. Lebih baik tidak.

Bagaimana mungkin kita mengambil jalan itu jika ada hati yang tersakiti ? Hati yang selama ini kita jaga bahagianya ?  Tidak…kita tidak seperti itu.

Mahabbah hati kita biarlah menjadi anugerah yang tak perlu kita tumbuhkan. Meski tak padam, jangan biarkan baranya berkobar yang dapat menghanguskan semua kebaikan yang sudah kita bangun. Mari kita tetap berada di koridor ini. Cukup kita saling mendoakan, dan tidak melanggar batas. Semoga ini menjadi jalan terbaik.

Bogor, 01112025

Hd’s

 

Profil Penulis:

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *