News  

Air Mengalir, Harapan Mekar di Malang: Sumur Bor Ke-204 BMH Mengubah Nasib

BMH meresmikan sumur bor  ke-204 di Jawa Timur. Lokasinya di RT 03/RW 02 Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. (Foto: Dok BMH)

Milenianews.com, Malang– Di sudut sunyi Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, sebuah keajaiban sederhana baru saja terwujud. Bukan sulap, bukan pula sihir, melainkan aliran air bersih yang memancar dari perut bumi. Tepatnya di lingkungan Madin, TPQ, dan Mushalla Asy-Syafiyah RT 03/RW 02, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jawa Timur meresmikan sumur bor ke-204.

Ini bukan sekadar angka, melainkan jawaban atas doa panjang warga dan santri yang selama ini bergulat dengan keterbatasan air bersih.

Wajah-wajah santri memancarkan senyum tulus, seolah beban bertahun-tahun terangkat. Salah satunya Erwin Saputra, santri TPQ penghafal Al-Qur’an, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.

“Terima kasih kepada para donatur dan BMH,” ucap Erwin, matanya berbinar. “Sekarang kami bisa wudhu dan mandi tanpa harus antre atau menunggu air hujan,” ujarnanya menambahkan. Sebuah kalimat sederhana yang menyimpan makna besar bagi mereka yang terbiasa hidup dalam kekurangan.

Baca Juga : Kurban BMH Sapa Warga Desa Ngerco Kediri, Hadirkan Kebahagiaan yang Lama Dinanti

Sumur bor ini, rupanya, adalah amanah tulus dari keluarga Ibu Sunari. Mereka berkeinginan agar manfaat abadi dapat mengalir bagi umat, khususnya generasi Qur’ani di pelosok Malang Selatan. Sebuah niat mulia yang kini berwujud nyata.

Imam Muslim, kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, melihat sumur ini lebih dari sekadar solusi teknis. “Sumur ini tidak hanya untuk kebutuhan fisik,” ungkapnya dengan nada penuh makna.

“Ini adalah bagian dari perjuangan membangun peradaban. Ketika air mengalir, aktivitas belajar mengaji, ibadah, dan pendidikan Qur’an bisa berjalan tanpa hambatan.” Air, bagi mereka, adalah pemicu peradaban.

Baca Juga : Sumur Bor dari Donatur BMH Jadi Harapan Baru untuk Santri Pondok Pesantren Nurussalam

Dampak program ini terasa betul. Aktivitas TPQ yang sebelumnya terseok-seok karena krisis air, kini berjalan lancar jaya. Santri tak perlu lagi pulang ke rumah hanya untuk berwudhu. Mushalla pun kembali semarak, hidup dengan sholat berjamaah yang lebih teratur.

Setiap tetes air yang mengalir dari sumur ini diharapkan menjadi saksi bisu amal jariyah yang tak terputus bagi keluarga besar Ibu Sunari. “Semoga ia tak hanya melepas dahaga di dunia, namun juga menjadi bekal di akhirat kelak,” tutup Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *