Oleh : Lampion Merah
Daun berguguran memenuhi halaman rumah
Sudah tak nampak lagi berpenghuni
Warna-warni pada setiap dinding telah memudar
Sudah tak terdengar lagi tawa yang begitu riuh pada setiap ruang
Sebab, kau telah hilang sayang
Mengecup kematian
Dalam sepi,
Lantunan melodi ku mainkan pada malam yang hening
Sebuah nada-nada elegi ku dengarkan
Seketika tetes air mata berjatuhan
Aku merindukanmu
Sebuah tawa, sapaan tiap pagi, serta candaan yang menjadi topik pembicaraan kita pada tengah malam
Dan ungkapan manis yang menjadi penutup sebuah cerita,
Di kala kita sudah merasa lelah hingga kita terlelap,
Sebab kantuk yang sudah terasa berat.
Rumah yang ramah, tamah, penuh warna
Hal yang masih indah saat kau masih tinggal
Sungguh aku merindukanmu
Pada saat kita bergandengan tangan berjalan menyusuri sebuah taman
Membeli sebuah manik-manik yang kau suka, serta menikmati indahnya jalanan kota
Begitu indah
Kau tetap akan menjadi hal terindah
Ingatan manis tentangmu terkenang sepanjang masa yang telah aku lalui
Kau sudah menetap dalam sebuah cerita dimana kamu adalah tokoh utamanya
Walau banyak hati lain yang menawari ku sembuh, memberi warna baru pada dunia ku, serta peluk yang menenangkan pelik
Namun, tak ada yang sepertimu
Kau sempurna dalam dunia ku
Akan terus seperti itu
Sampai, Tuhan menjemput ku