Kominfo & Meta Dorong Kolaborasi Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Metaverse

CfDS UGM Metaverse

Milenianews.com, Jakarta – Perkembangan teknologi metaverse yang semakin pesat dalam beberapa waktu terakhir digadang-gadang akan membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

Kendati demikian, sangat perlu adanya jaringan berkualitas dengan latensi rendah, bandwidth yang simetris, dan kecepatan internet yang tinggi. Agar masyarakat dapat menikmati metaverse dengan optimal. Sayangnya, ketersediaan jaringan yang stabil masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Baca Juga : Era Metaverse dan Berbagai Bagian Penting di Dalamnya

Merespon hal tersebut Center for Digital Society (CfDS) bersama Meta didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan diskusi yang bertajuk “Konektivitas untuk Masa Depan metaverse di Indonesia”.

Kegiatan ini merupakan rangkaian ke-4 dari acara pendukung Digital Economic Working Group G20. Bertujuan untuk mendalami peluang dan tantangan yang dihadapi industri terkait konektivitas di Indonesia. Terutama dalam menyiapkan jaringan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Membuka diskusi terkait konektivitas, Dr. Ir. Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo RI, menyampaikan upaya pemerintah dalam pengembangan teknologi metaverse. Saat ini pemerintah sedang mengupayakan Indonesia tidak hanya menjadi pasar, namun juga ingin ikut serta menjadi tuan rumah yang bisa mengembangkan teknologi metaverse.

“Pemerintah terus mendorong pengembangan teknologi metaverse di Indonesia dari sisi regulasi. Dimana regulasi yang diciptakan saat ini merupakan regulasi yang ramah terhadap investasi, memberikan ruang gerak perubahan teknologi dan inovasi, dan mendorong efisiensi untuk mendorong tumbuhnya ekosistem metaverse,” ujar Dr. Ir. Ismail.

Pembangunan konektivitas masa depan dengan kabel bawah laut

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kebijakan Konektivitas & Akses Meta, Ismail Shah menyampaikan apa saja yang sebenarnya dibutuhkan untuk mendukung terwujudnya ekosistem metaverse di Indonesia dari segi pembangunan infrastruktur digital.

“Komponen yang dibutuhkan untuk mewujudkan metaverse antara lain user, akses, jaringan ISP, edge/cloud, dan kapasitas bandwidth internasional berupa kabel bawah laut. Meskipun semua komponen belum sepenuhnya direalisasikan di banyak negara, kami masih dapat memiliki beberapa pengembangan melalui aplikasi dan perangkat AR,” ujarnya.

Lanjutnya, investasi Meta pada konektivitas untuk membangun masa depan metaverse salah satunya tertuang pada pembangunan dua kabel bawah laut – Echo dan Biofrost – yang akan menyediakan koneksi baru yang vital, antara kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara. Koneksi tersebut dapat meningkatkan kapasitas transpasifik sebesar 70%.

Di Indonesia, dua kabel bawah laut ini akan meningkatkan konektivitas di provinsi-provinsi Indonesia bagian Tengah dan Timur. Investasi Echo dan Biofrost ini juga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar $59 miliar secara kumulatif antara tahun 2023 dan 2025.

Juga akan membantu menciptakan hingga 1,8 juta pekerjaan—di bidang konstruksi, telekomunikasi, dan industri berorientasi layanan seperti keuangan, perawatan kesehatan, TI, dan pendidikan— pada tahun 2025.

Menyambung hal tersebut sebagai perwakilan dari pelaku industri penyedia jaringan internet (ISP), Muhammad Arif, Ketua Umum APJII, menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam membangun infrastruktur digital di Indonesia.

Menurutnya, pemerintah dan mitra global harus saling mendukung terciptanya infrastruktur digital yang optimal dan efisien untuk memfasilitasi metaverse.

“Hal yang paling utama untuk dikembangkan di Indonesia adalah penetrasi fixed broadband karena pada saat ini penetrasi fixed broadband di Indonesia masih dibawah 15%. Sementara metaverse membutuhkan internet yang lebih baik lagi, oleh karenanya perlu perkembangan jaringan yang masif agar bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan meningkatkan ekonomi digital,” tambah Arif.

Baca Juga : Dorong Pemanfaatan Metaverse, Kominfo Dukung Penuh Akselerasi Literasi Digital CfDS UGM

Sejalan dengan tantangan tersebut Nies Purwanti, Senior Director of Government Affairs Southeast Asia Qualcomm International, menyampaikan harapannya dalam melancarkan teknologi metaverse bahwa seluruh stakeholder yang terlibat harus secara matang menyiapkan infrastruktur yang memadai.

“Kita perlu menggunakan teknologi 5G untuk menyiapkan “jalan tol” agar aplikasi dan solusi metaverse bisa dinikmati oleh masyarakat atau perusahaan-perusahaan,” tegasnya.

 

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Respon (1)

  1. Terima kasih atas informasinya perihal metaverse kominfo. Perlahan, Augmented Reality, Metaverse, Virtual Reality Indonesia juga mulai mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *