Perspektif Generasi Muda Terhadap Pancasila Sekarang

Lunturnya nilai-nilai pancasila

Mata Akademisi, Milenianews.com – Pancasila sebagai pedoman hidup, falsafah, ideologi, dasar negara dan norma-norma yang mengatur kehidupan bangsa dan negara, yang seharusnya ditaati oleh semua warga negara Indonesia dari waktu ke waktu, mulai ada sedikit perubahan sudut pandang seiring dengan berbedanya zaman.

Zaman yang semakin berkembang, membuat pola pikir pemuda/i kita sebagai anak bangsa, berubah terhadap beberapa aspek yang berbeda dengan nilai Pancasila itu sendiri. Penilaian yang bergeser dari sebuah pendangan hidup, menjadi gaya hidup.

Baca Juga : Refleksi Diri, Peringati Hari Lahir Pancasila

Seiring dengan majunya peradaban sebagai salah satu Generasi Z, saya merasa ada beberapa hal yang berbeda atau berubah dan berkembang, terhadap nilai-nilai dari Pancasila. Arah perubahan juga ada yang berdampak positif dan negatif, terhadap kehidupan bangsa Indonesia.

Cara pengamalan nilai-nilai Pancasila pun, mulai beragam dalam segala hal lebih luas dari yang diatur dalam Undang-Undang 1945. Mungkin karena zaman dan cara pandang kita sebagai generasi muda berbeda, yang lebih inovatif dan kreatif dalam menghadapi arus globalisasi yang harusnya tetap berpedoman kepada Pancasila.

Perubahan sudut pandang terhadap nilai-nilai Pancasila dari beberapa masyarakat terutama generasi muda, membuat persepsi atau pendapat mengenai pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila mengalami perkembangan.

Perubahan sudut pandang yang seharusnya menekankan agar kita sebagai bangsa, dapat mengusahakan nilai-nilai Pancasila diterapkan dan dilakukan dengan baik dan benar. Namun, karena perubahan peradaban dan arus globalisasi yang membuat usaha untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan benar menjadi sebuah boomerang atau masalah, bagi kita sebagai generasi muda.

Banyak dampak negatif dari arus globalisasi dibandingkan dengan dampak positifnya. Apalagi, ditambah dengan teknologi yang semakin cepat dan tidak terkendali.

Perubahan yang terjadi, banyak dianggap oleh generasi kita sebagai suatu perubahan yang menurut sebagian dari mereka, merupakan sebuah kemajuan berpikir. Padahal hal-hal tersebut, jauh dari pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Menurut saya, perubahan memang diperlukan, namun, harus tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, agar tidak dalam konteks perubahan yang kelewat batas.

Kemajuan teknologi, membuat pemikiran tersebut menjadi sebuah trend atau sebuah gaya yang harus dimiliki anak muda sekarang. Beberapa hal mengubah sudut pandang mereka, terhadap nilai Pancasila. Bahkan menurut saya, tidak sesuai dengan nilai Pancasila itu sendiri.

Misalnya, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang artinya kita mempercayai keberadaan Tuhan yang esa. Tapi pada zaman sekarang, banyak yang memperkenalkan dirinya sebagai orang yang tidak bertuhan atau tidak memercayai akan adanya Tuhan bisa kita jumpai di berbagai media sosial.

Mereka dengan bangganya memproklamirkan diri bahwa dia tidak percaya Tuhan dengan dalih atau alasan, itu adalah hak mereka sebagai manusia atau mereka beragama tapi tidak menjalankan apa yang agamanya ajarkan, seperti beribadah.

Pada nilai Pancasila sila kedua yaitu Kemanusian Yang Adil Dan Beradab yang artinya suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku kita sebagai manusia yang didasarkan pada norma-norma dan kebudayaan, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan. Tapi pada kenyataannya, nilai tidak diamalkan dengan baik oleh sebagian orang dari kita, contohnya kasus bullying di tempat kita menimba ilmu atau sekolah, yang seharusnya tempat kita mendapatkan arti dari nilai-nilai tersebut malah menjadi tempat penyimpangan terhadap nilai Pancasila itu sendiri. Ataupun sebagian banyak dari generasi kita, menjadi seorang yang tidak beradab yang mungkin tidak menerapkan kesopanan di lingkungan mereka maupun lingkungan masyarakat.

Baca Juga : Mewujudkan Masyarakat Pancasila dalam Keberagaman

Sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Pada zaman sekarang banyak sekali penyimpangan terhadap nilai ini karena banyak yang ingin memecah belah kita, sebagai bangsa Indonesia, apalagi melalui media sosial yang dengan cepat meyyebarkan hal tersebut.

Contohnya berita hoax, lalu ada ujaran kebencian satu kelompok terhadap kelompok lain yang bisa menyebabkan keretakkan bahkan kehancuran bangsa Indonesia yang kita kenal sebagai bangsa yang sangat kuat persatuannya. Saat ini banyak anak muda yang menjadi individualisme dan jarang melakukan kegiatan yang dapat mempererat kebersamaan satu sama lain. Hal ini yang menyebabkan mudahnya kita diprovokasi oleh sesuatu hal yang belum tentu kebenarannya, karena kurangnya komunikasi antar masyarakat atau antar anak muda yang kurang bersosialisasi.

Sila Pancasila keempat yakni Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan. Ada sebagian orang yang tidak menghargai pendapat orang lain lalu memusuhinya, tidak menghargai perbedaan yang ada. Lalu kurangnya rasa peduli terhadap apa yang terjadi dengan bangsa atau kurangnya rasa demokrasi, membuat keseimbangan antara suara atau pendapat terhadap suatu hal, menjadi berat kepada generasi yang lebih dulu dari kita karena kurangnya seorang dari generasi kita yang mau bersuara.

Sekarang, memang banyak anak muda yang lebih berani menyuarakan pendapatnya. Namun, masih kurang banyak. Seharusnya semua generasi muda mau untuk meyuarakan pendapatnya, agar ada perubahan yang positif terhadap bangsa ini.

Sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Masalahnya, sebagian dari anak muda ada yang merusak fasilitas umum seperti melakukan tawuran. Generasi muda juga banyak yang membuang sampah sembarangan, padahal fasilitas tersebut bukan hanya untuk dirinya tapi untuk publiks, orang lain pun harusnya bisa menikmati fasilitas tersebut.

Hal itu terjadi karena kurangnya kesadaran kita sebagai generasi muda, untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang seharusnya dijaga untuk generasi-generasi selanjutnya.

Selain itu, saat ini, dan bahkan mungkin ini permasalah dari dulu, yaitu kurang meratanya keaadilan sosial dalam hal Pendidikan di Indonesia ini. Banyak anak yang terlantar di jalanan, tidak sekolah, tidak menikmati bangku Pendidikan ataupun tidak bisa melanjutkan pendidikannya, padahal ada peraturan yang mengatakan bahwa setiap anak Indonesia merupakan tanggung jawab negara. Hal ini yang seharusnya generasi muda perjuangkan tapi sedikit yang menyuarakan.

Meskipun banyak dampak negatif dari berubahnya sudut pandang terhadap Pancasila, namun ada perubahan sudut pandang yang positif, contohnya perubahan pemikiran tentang pentingya Pendidikan, meskipun tidak seluruh masyarakat sadar akan hal ini setidaknya saat ini banyak yang mulai sadar akan pentingnya pendidikan, lalu pentingnya hak asasi yang dimiliki setiap orang atau manusia, lalu kebebasan berpendapat yang semakin terbuka, pemikiran terhadap ilmu pengetahuan yang semakin luas. Kemampuan dalam hal teknologi yang semakin berkembang, bisa membantu atau berdampak positif terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Lalu kita bisa lebih kreatif dan inovatif dalam berbagai hal yang tentunya bernilai positif.

Baca Juga : Lunturnya Nilai-nilai Pancasila

Perubahan sudut pandang sebagai generasi muda terhadap nilai-nilai Pancasila itu, bisa terjadi karena banyak hal. Salah satu pengaruh yang besar adalah perubahan zaman atau arus globalisasi yang sangat cepat.

Menurut saya, kita harus menanamkan nilai Pancasila bukan hanya pada teori saja, akan tapi pada pengamalannya juga, sehingga kita tahu mana yang sesuai dengan nilai Pancasila dan mana yang tidak. Kita harus bisa menyaring sebuah budaya atau nilai apapun yang saat ini terjadi di dunia. Pengaruh budaya luarpun memengaruhi cara pandang kita sebagai generasi muda yang harus kita lakukan adalah ambil sudut pandang yang positif dan sesuai dengan nilai Pancasila, bukan yang bertentangan dengan Pancasila itu sendiri. Kebebasanpun sudah diatur dalam Pancasila, jadi kita harus tahu batas dari itu semua. Bergaya boleh tapi harus sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang teguh.

 

Penulis :Tini Setiani, Mahasiswa S1 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Sobat Milenia yang punya tulisan opini, boleh kirimkan naskahnya ke email [email protected], untuk dibagikan ke Sobat Milenia lainnya.

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *