Mata Akademisi, Milenianews.com – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan keberagaman agama, suku, bahasa, dan budaya. Keberagaman tersebut merupakan suatu kelebihan yang dimiliki Indonesia.
Oleh karena itu, tidak heran jika bangsa Indonesia seringkali disebut sebagai masyarakat yang majemuk. Masyarakat sangat berperan penting dalam upaya menjunjung tinggi nilai–nilai kehidupan Pancasila. Karena sejatinya, titik awal konsep Pancasila dapat bertahan dan digunakan dalam kehidupan berawal dari lingkungan masyarakat itu sendiri.
Baca Juga : Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Menurut Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Hariyono (2020), mengutip Republika mengatakan, masyarakat Pancasila adalah masyarakat pembelajar, yaitu, masyarakat yang terus belajar untuk maju.
Masyarakat bisa maju karena adanya teknologi dan bisa makmur karena adanya kerja keras. Untuk mewujudkannya harus ada persatuan, toleransi, gotong royong, musyawarah, dan inovasi.
Masyarakat yang berpedoman pada Pancasila pasti memahami adanya nilai toleransi atau sikap menghargai perbedaan satu sama lain. Hidup rukun di antara keanekaragaman, menjadi hal utama yang harus dipahami semua kalangan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini yaitu sikap intoleransi.
Tindakan tidak terpuji intoleransi diantaranya, tidak menghargai setiap perbedaan yang ada, membatasi hak hidup serta pergerakan orang lain, dan mengecam perbedaan. Sikap tersebut bukan cerminan dari masyarakat Pancasila pada umumnya. Kita sebagai masyarakat Indonesia, harus memahami prinsip toleransi yang sebenarnya.
Sikap saling menghargai, menghormati, dan hidup rukun berdampingan di tengah
perbedaan yang ada, merupakan masyarakat Indonesia yang cerdas, bijaksana, dan berkarakter mulia dalam upaya mewujudkan masyarakat Pancasila.
Persatuan merupakan langkah bijak dalam menghadapi keberagaman dan perbedaan yang ada. Bersatu menjadi sebuah kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk contoh nyata kegiatan masyarakat yang memiliki nilai persatuan adalah gotong royong.
Kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi yang melekat di lingkungan masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai luhur persatuan sejak dulu. Masyarakat saling tolong–menolong, bekerja sama, dan berinteraksi secara langsung yang
menciptakan suasana masyarakat yang aman, tenteram, rukun, dan harmonis.
Baca Juga : Perkembangan IPTEK Membangun Generasi Z Berkarya
Prinsip persatuan yang dikemukakan Yudi Latif (2011) menyatakan, prinsip sila ketiga
Pancasila meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul persatuan Indonesia. Suatu konsepsi kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan (unity in diversity, diversity in unity), yang dalam slogan negara dinyatakan dalam ungkapan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Di tengah pandemi saat ini, secara tidak langsung memberikan pembelajaran hidup kepada kita mengenai pentingnya persatuan dalam masyarakat. Kita dapat merasakan jika hidup dengan persatuan di antara masyarakat satu sama lain, sangat dirindukan keberadaannya.
Seiring berjalannya waktu, keterbatasan pergerakkan ini mulai menemukan titik terang. Secara perlahan, nilai–nilai gotong royong sudah dapat dirasakan kembali keberadaannya, walaupun belum berjalan secara maksimal dan menyeluruh di lingkungan masyarakat.
Semakin majunya teknologi yang ada saat ini, diharapkan masyarakat tetap memegang teguh prinsip gotong royong tersebut. Paham akan nilai persatuan merupakan nilai penting dalam mewujudkan masyarakat Pancasila.
Selain itu, untuk mewujudkan masyarakat Pancasila, harus mempunyai sikap yang adil dan memiliki etika dalam menyampaikan pendapat. Musyawarah dalam arti menentukan atau berunding mengajukan suatu pemutusan masalah harus tetap dijalankan oleh masyarakat Indonesia.
Kehidupan bermasyarakat tidak mungkin jika tidak disertai suatu permasalahan,
baik itu permasalahan kecil maupun besar. Setiap permasalahan yang ada tentu harus ada jalan keluarnya, agar dapat terselesaikan dengan baik dan adil. Musyawarah dan mufakat menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia.
Masyarakat bersama–sama saling mengeluarkan pendapat, bertukar pikiran, dan menghargai pendapat orang lain sampai menemukan titik kesepakatan yang adil dan mutlak. Keadilan menjadi kunci utama dalam musyawarah. Keputusan harus sesuai dengan kesepakatan bersama dan memberikan manfaat kepada semua orang.
Melalui musyawarah yang ada, masyarakat dapat memahami konsep yang tercantum
dalam Pancasila, khususnya pada sila keempat. Mewujudkan masyarakat Pancasila tidak bisa hanya mengandalkan peran satu individu saja, melainkan semua kalangan masyarakat ikut berperan dalam mewujudkannya.
Baca Juga : Hambatan dan Tantangan Pendidik dan Peserta Didik di Masa Covid-19
Harus adanya kerja sama keterkaitan antara semua pihak di lingkungan masyarakat. Langkah terbaik dalam melestarikan nilai luhur Pancasila ada di tangan masyarakat Indonesia. Seiiring berkembangnya zaman, kita dituntut untuk bisa menyesuaikan kemajuan teknologi tanpa meninggalkan nilai luhur Pancasila tersebut.
Setiap kalangan masyarakat diharapkan untuk saling berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat Pancasila. Pancasila dapat lestari ketika kita sudah memahami konsep dan nilai kehidupan serta turut aktif melestarikan keberadaannya.
Dengan demikian, melalui penerapan nilai toleransi, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan di lingkungan masyarakat, merupakan langkah awal untuk mewujudkan masyarakat Pancasila yang senantiasa selalu belajar demi kemajuan bersama dan bersatu mewujudkan Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Penulis : Indra Jaelani, Mahasiswa aktif S1 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Sobat Milenia yang punya tulisan opini, boleh kirimkan naskahnya ke email redaksi@milenianews.com, untuk dibagikan ke Sobat Milenia lainnya.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.