Milenianews.com – Perbedaan usia tak bisa menjadi tolak ukur untuk penentuan pola pikir dari kelompok masyarakat. Apalagi dewasa ini, banyak sekali anak-anak muda, yang berperan dan punya posisi penting di sebuah perusahaan. Pernah dengar istilah Ageisme?
Namun, pernahkah Sobat merasa terdiskriminasi atau terasingkan di lingkungan tempat kerja, karena perbedaan usia. Atau melihat orang yang lebih tua terdiskriminasi?
Baca Juga : Dampak Buruk Tindakan Bullying Bagi Korban dan Pelaku
Hal tersebut merupakan Ageisme. Secara istilah, Ageisme merupakan jenis diskriminasi yang melibatkan prasangka terhadap orang-orang berdasarkan usia mereka. Ini mirip dengan rasisme terhadap ras, atau seksisme terhadap gender.
Ageisme mempengaruhi semua orang, baik tua ataupun muda. Selain di tempat kerja, hal ini juga bisa terjadi di tempat publik, fasilitas kesehatan, dan berbagai situasi lainnya.
Sejarah Ageisme

Pertama kali, istilah Ageisme dipakai oleh ahli gerontologi, Robert N. Butler, untuk menggambarkan diskriminasi orang dewasa yang lebih tua.
Sekarang, penerapannya untuk semua jenis diskriminasi yang terjadi berdasarkan usia. Entah itu yang melibatkan prasangka terhadap anak-anak, remaja, dewasa, atau lansia.
Bahkan sekarang, permasalahan Ageisme menjadi serius, stereotip tersebut berlaku pada orang yang lebih muda, di tingkat remaja.
Ciri-ciri terjadinya Ageisme
Tindakan Ageisme bisa terlihat ataupun secara tidak sadar tak mencolok. Tanda-tandanya antara lain:
1. Dikucilkan dari anggota grup lainnya
2. Dilewati untuk promosi atau kenaikan gaji
3. Memaksa orang yang lebih tua untuk pensiun atau memberhentikan pekerja yang lebih tua
4. Komentar negatif tentang usia seseorang
5. Tidak menerima masukan dari orang yang lebih muda atau menolak masukan mereka karena kurangnya pengalaman
6. Tidak mendapatkan manfaat yang sama seperti cuti berbayar
7. Hanya memberikan kesempatan belajar kepada orang yang lebih muda
Jenis Ageisme
Mengutip dari Verywell Mind, ada dua jenis Ageisme. Pertama, Ageisme itu sendiri, biasanya diskriminasi terhadap orang yang lebih tua. Kedua, Ageisme terbalik, diskriminasi terhadap orang yang lebih muda.
Diskriminasi terhadap orang yang lebih tua
Stereotip tentang orang yang lebih tua, sering berhubungan dengan bagaimana yang lebih muda mengharapkan mereka untuk berperilaku.
“Orang yang lebih muda sering berasumsi bahwa orang yang lebih tua telah mendapat giliran, saatnya memberi jalan bagi generasi yang lebih muda”
Mereka yang lebih muda sering merasa bahwa, saat ada sumber daya yang terbatas, itu untuk mereka sendiri, bukan untuk orang yang lebih tua.
Orang yang lebih muda merasa bahwa mereka yang lebih tua dari mereka harus “bertindak sesuai dengan usianya” dan tidak mencoba untuk “mencuri” identitas orang yang lebih muda. Termasuk hal-hal seperti pola bicara dan cara berpakaian.
Diskriminasi terhadap orang yang lebih muda
Orang dewasa yang menganggap orang yang lebih muda darinya, tidak berpengalaman, tidak profesional, atau tidak memenuhi syarat untuk maju.
Dampak dari Ageisme
Ageisme umum terjadi di tempat kerja. Jika diskriminasi ini terjadi, dapat menyebabkan seseorang sulit mencari pekerjaan, atau mendapat kenaikan gaji.
Baca Juga : Kenali Apolecia Beserta Gejalanya, Bukan Rontok Biasa!
Orang dewasa yang lebih muda mungkin mengalami kesulitan mencari pekerjaan dan menerima upah yang lebih rendah karena kurangnya pengalaman yang mereka rasakan.
Sementara orang dewasa yang lebih tua mungkin memiliki masalah dalam mencapai promosi, mencari pekerjaan baru, dan mengubah karier.(Rifqi Firdaus)
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.