Mata Akademisi, Milenianews.com – Pendidikan merupakan salah satu pilar yang paling penting dalam membentuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan itu sendiri berasal dari kata didik. Kemudian kata ini mendapat imbuhan ‘me-‘ sehingga menjadi mendidik, yang artinya memelihara, membimbing, dan memberi latihan.
Dalam memelihara, membimbing dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan sumber daya manusia adalah suatu potensi (kemampuan) yang dimiliki manusia itu sendiri, yang bisa dikembangkan untuk dirinya, agamanya, dan bangsanya.
Baca Juga : Perkembangan IPTEK Membangun Generasi Z Berkarya
Ustadzah H. Mastia Lestaluh, S.Sy. CPSM. CHC. M.Ag, seorang juara I Qiraat Sab’ah Putri MTQ Nasional tahun 2016 dan Juara II MTQ Internasional tahun 2016. Dalam sebuah wawancara melalui media virtual, mengatakan bahwa: “Pendidikan merupakan suatu didikan yang mengarahkan manusia untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Tetapi, setiap manusia tidak harus Mencari ilmu di sebuah lembaga-lembaga saja, karena masih banyak manusia yang mendapat pendidikan seperti hal nya pengalaman, pendidikan non formal dan sebagainya. Dalam proses pendidikan, manusia itu juga perlu pemahaman dari didikan yang ia dapatkan. Seperti misalnya: seorang siswa atau mahasiswa dituntut untuk selalu melanjutkan materi karena mengejar kurikulum. Di dalam nya terdapat makna tersirat yang tidak terlihat namun terasa, bahwa sebuah pendidikan baik itu lembaga-lembaga formal ataupun non formal, itu diperlukan pemahaman secara jelas. Agar nanti manusia itu sendiri bisa mengamalkan ilmu yang ia dapatkan. Karena Kualitas manusia, salah satunya dapat dilihat dari Pendidikan nya.”
Lain halnya dengan pendapat dari K.H. Mukhtar Fatawi Al-Hafidz, M.A. seorang mubaligh Indonesia sekaligus juara I MTQ Nasional dan MHQ Internasional, dan juga salah satu artis sinetron TV swasta Indonesia yang menjadi ustadz dalam sinetron Kun Anta.
Dalam acara kajian bulanan ikatan remaja Masjid Agung Ar-Rahman kabupaten Pandeglang, Banten sekaligus Diklat kader dai muda Banten, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Juni 2021, bertempat di Lantai-2 Mesjid Agung Ar-rahman Kabupaten Pandeglang, mengatakan bahwa: “Salah satu cara membentuk sumber daya manusia yang berkualitas itu dengan cara pendidikan. Karena Pendidikan itu sangat penting, untuk dapat menyampaikan suatu ilmu, kita harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Apalagi lagi di zaman sekarang ini. Zaman dimana pendidikan itu bukan hanya didapatkan dari seorang guru ataupun dari membaca buku saja. Karena dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita dapat dengan mudah mendapatkan suatu ilmu. Poin terpenting dalam mengamalkan suatu ilmu itu ada tiga cara, yang pertama kita harus membaca, kedua kita harus mendengar, dan ketiga kita harus melihat. Mengapa harus demikian? Karena apabila kita menyampaikan sesuatu, apalagi tentang pendidikan, baik itu ilmu agama ataupun ilmu sosial, apabila ada penyampaian yang salah, maka akan terjadi kesalahpahaman antara argumen satu dengan argumen yang lain”.
Lalu, mengapa pendidikan itu sangat penting dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas? Sebagai jawabannya, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Mujadilah penggalan ayat 11 yang artinya “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11).
Ayat ini merupakan landasan teologis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang berbasiskan keimanan. Ayat ini pun secara tegas memberikan petunjuk bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, mau tidak mau, kita harus memiliki iman yang kuat dan ilmu pengetahuan yang mumpuni.
Jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, maka harus memiliki iman dan ilmu secara seimbang. Karena dengan iman dan ilmu lah derajat kita dapat meningkat. Prof. Dr. Quraish Shihab pun, dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan, kalimat iman dan ilmu disebut secara beriringan pada ayat tersebut mengandung arti bahwa iman tidak boleh dipisahkan dengan ilmu, begitupun sebaliknya.
Manusia beriman tapi tanpa ilmu ia akan lemah dan mudah diperdaya. Sebaliknya manusia pintar tapi tidak memiliki iman, ia akan menjadi jahat, ganas, bahkan lebih ganas dari binatang buas.
Dengan demikian, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, kita harus menciptakan model pendidikan yang mampu memberdayakan dua potensi manusia secara simultan, yakni potensi iman yang berdimensi ketundukan vertikal dan potensi ilmu pengetahuan yang berdimensi dialektikal horizontal.
Sebab, “Science without religion is Lame, but religion without science is Blind“, ilmu pengetahuan tanpa agama akan lumpuh, sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan akan buta. Demikian ungkapan ilmuan Barat bernama Albert Einstein.
Dengan kata lain, tatkala kita memberdayakan potensi iman dan ilmu, akan terciptalah sumber daya manusia yang handal, personal yang profesional, dan pribadi yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional serta spiritual. Sebaliknya, jika ilmu tanpa didasari agama, pengetahuan tanpa ditopang ajaran Tuhan, hanya akan melahirkan model manusia jahiliyah (bodoh) dan Aqidah yang lemah.
Lalu, bagaimanakah langkah yang harus kita lakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas?
Baca Juga : Identitas Nasional sebagai Karakterisitik Bangsa Indonesia
Pertama, kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan, mohon agar pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti diberikan porsi yang besar dalam kurikulum Pendidikan Nasional kita.
Kedua kepada para orang tua, guru dan dosen, serta seluruh pengelola lembaga pendidikan, mohon, laksanakanlah tugas dengan baik, untuk membentuk anak didik yang beriman Amaliah, berilmu imaniyah dan beramal ilmiah.
Jika langkah tersebut diaplikasikan dengan sungguh-sungguh, maka bangsa kita akan dengan mudah membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hingga bangsa kita tidak akan tergilas, tertindas, di tengah-tengah persaingan global yang semakin memanas dan mengganas.