Milenianews.com, Madiun – Salah satu permainan yang sudah menjadi budaya di Indonesia adalah Bermain Layangan. Jika melihat keadaan sekarang yang anak-anaknya lebih tertarik untuk bermain gadget daripada layangan. Hal ini membuat sekelompok orang menyelenggarakan turnamen layangan aduan untuk kembali melestarikan budaya Indonesia.
Sebanyak 64 peserta Audisi Joksyn Madiun mengikuti turnamen layangan aduan di lapangan Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Sabtu (22/5). Mereka berasal dari Kota Madiun, Caruban, Kediri, Magetan, dan Trenggalek dan telah mengikuti penyaringan melalui sistem gugur.
Baca Juga : Puteri Kebudayaan Indonesia Sukses Motivasi Mahasiswa Baru
Panitia dari Joker Kite Syndicate (Joksyn) membagi peserta dalam empat kelompok. Selanjutnya setiap juara grup akan berlomba untuk menentukan juara.
“Kesempatan ini juga kami gunakan untuk menjaring atlet layangan,” ujar penyelenggara sekaligus owner Gelasan Joksyn, Moch Sjah Nur Hidajat. Ia menilai permainan layangan merupakan budaya asli Indonesia yang tidak boleh punah. Karena itu perlu adanya pelestarian salah satunya melalui turnamen.
Selain itu, permainan layangan ini sudah sangat akrab dengan masyarakat. Pengaruh positif bagi anak-anak salah satunya bisa mengurangi kebiasaan bermain gadget atau smartphone.
“Kami juga berupaya agar permainan layangan bisa masuk menjadi salah satu cabang olahraga resmi,” kata Sjah Nur. Turnamen layangan aduan semacam ini adalah kali ke empat di wilayah Madiun sejak tahun 2020 lalu.
Baca Juga : Pinrang Art Space (PAS) Gelar Pameran Rupa dan Dialog Seni Budaya
Turnamen Layangan Bisa Untuk Melestarikan Budaya
Antusias peserta nyatanya cukup bagus, melalui event ini sebenarnya bisa jadi media promosi wisata daerah juga. Turnamen yang disponsori Laskar Ngawi, Mbah Mijan Ahli Metafisika Indonesia, serta Sahabat Polisi Indonesia (SPI) tersebut mendapatkan apresiasi dari Ketua Umum SPI Fonda Tangguh.
“Turnamen ini bentuk aktivitas positif masyarakat di tengah pandemi. Sahabat Polisi akan selalu siap mendukung,” katanya.
Sementara itu, Mbah Mijan selaku salah satu supported Audisi Joksyn Madiun menyoroti kegunaan layangan. Menurut paranormal ternama ini, leluhur telah menggunakan layang-layang untuk berbagai keperluan. Salah satunya untuk mengukur suhu dan perubahan cuaca dengan cara diterbangkan ke angkasa setinggi mungkin.
Perhitungan cuaca berdasarkan tingkat kebasahan layang-layang. ”Turnamen layang-layang di era modern menurut saya sangat positif, agar generasi bangsa tak melupakan sejarah,” katanya