Facebook Blokir Konten Palestina, Diprotes Karyawannya

Karyawan Facebook diprotes karyawan nya Diboikot Ratusan Pengiklan
Platform Facebook

Milenianews.com – Karyawan Facebook menulis surat seruan, terhadap perusahaan terkait moderasi konten tentang pro-perjuangan Palestina dalam konflik dengan Israel.

Mereka ingin dilakukan penyelidikan terhadap sistem moderasi konten tersebut, yang menewaskan lebih dari 200 orang di Gaza, termasuk 63 anak-anak.

Baca Juga : Facebook Bayar Rp300 Miliar Untuk Keamanan Mark Zuckerberg

Selain itu, Instagram juga ikut membatasi tagar yang mengacu pada Masjid Al-Aqsa. Tak heran jika para penggiat pro-Palestina telah lama menuduh Facebook memblokir konten mereka.

Mereka juga mengampanyekan untuk memberi ulasan bintang satu tentang Facebook di app store.

Sebanyak 200 karyawan, menyerukan dalam surat tersebut bahwa Facebook gagal memenuhi janji untuk melindungi ekspresi terbuka terhadap situasi di Palestina.

“Kami percaya Facebook dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk memahami penggunanya dan berupaya membangun kembali kepercayaan mereka,” tulis dalam surat tersebut.

Karyawan Facebook protes setelah karyawan Google, Apple dan Amazon melakukan hal sama

Karyawan meminta perusahaan untuk melakukan audit pihak ketiga atas keputusan moderasi konten seputar konten Arab dan Muslim.

Selain itu, mereka juga ingin untuk menindak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang diduga menyebut warga sipil Palestina sebagai teroris.

Pada bulan lalu, karyawan Google, Apple dan Amazon sudah menulis surat internal yang meminta eksekutifnya untuk mendukung Palestina.

Google dan Amazon juga meninjau kontrak drive computing senilai USD1,2 miliar (Rp 17,1 triliun) dengan kerjasama dengan pemerintah Israel.

Sementara itu, juru bicara Facebook menerangkan, perusahaan berkomitmen untuk mengaudit laporan penegakan standar komunitasnya.

Baca Juga : Facebook Telah Akuisisi Game Onward

“Kami tahu ada beberapa masalah yang mempengaruhi kemampuan orang untuk berbagi di aplikasi kami,” ujar juru bicara itu.

Menurutnya, Facebook merancang kebijakan untuk memberikan suara kepada semua orang sambil menjaga mereka tetap aman di aplikasi. Tidak pernah membedakan postingan dari siapa atau pribadinya yang berbeda.(Rifqi Firdaus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *