Milenianews.com – Frekuensi yang dihasilkan jaringan seluler 5G, dengan frekuensi satelit cuaca bisa mengganggu prakiraan cuaca di masa depan.
Dalam konferensi pada 2019 silam, International Telecommunication Union (ITU) menyebut bahwa jaringan seluler 5G harus beroperasi di kisaran frekuensi 24,25 dan 27,5 GHz.
Namun, gelombang sinyal 5G hanya terpaut lebih lebar dengan spektrum 0,25 Ghz dari spektrum uap air di atmosfer yang diukur oleh satelit cuaca.
Baca Juga : Realme Siap Hadirkan Smartphone 5G di Indonesia Tahun Depan
Kadar uap air di atmosfer menjadi salah satu data terpenting dalam meramalkan kondisi cuaca. Jika uap atau gas tersebut mendingin, maka terbentuklah awan.
Analisa kondisi cuaca dilakukan dengan menggunakan sensor pasif. Sensor-sensor itulah yang bisa mendeteksi sinyal gelombang mikro yang sangat lemah pada spektrum gelombang 23,6 GHz hingga 24 GHz.
Potensi Gangguan yang Disebabkan Sinyal 5G
Profesor meteorologi Universitas Bonn di Jerman, Dr. Clemmens Simmer mengatakan, pancaran frekuensi jaringan seluler itu pasti tidak berhenti tepat pada 24 GHz.
“Pasti ada luberan frekuensi karena setiap pemancar mentransmisi pada lebar gelombang tertentu yang tak terhindarkan dan akan berinterferensi dengan gelombang dibawahnya,” katanya, dikutip DW, Selasa (25/2).
“Radiasi uap air juga sangat lemah. Kami mengukur perubahan energi yang amat kecil pada molekul uap air. Setiap gangguan pada sinyal akan mempersulit pengukuran,” jelasnya.
Semakin akurat datanya, semakin presisi pula ahli meteorologi dalam meramalkan badai, angin topan, serta kapan dan di mana peristiwa cuaca itu akan terjadi. Namun jika data yang didapatkan terkontaminasi, prediksi tersebut bisa salah atau melenceng sejauh ratusan kilometer.
Sementara itu, satelit cuaca punya resolusi raster (yaitu gambar digital yang terbentuk dari sekumpulan titik penyusun gambar atau pixel) permukaan bumi antara 10 hingga 30 kilometer. Jika menara jaringan seluler mengganggu frekuensi pada satelit itu, maka pengukuran data satelit cuaca untuk raster tidak akan berguna.
Baca Juga : Qualcomm Tawarkan Kerjasama Pengembangan 5G di Indonesia
Potensi gangguan teknologi 5G ini, bisa meluas dan semakin besar dampaknya. Diyakini, jaringan 5G akan dipakai juga pada kapal laut dan pesawat terbang.
“Jadi gangguan akan terasa di seluruh dunia,” tambahnya. (Ikok)







