Puisi  

Sebuah Masa

Umi Faddillah
Puisi sebuah masa

embut matanya yang tanpa beban,

senyumnya tulus,

tangisannya karena kebutuhan

ketika lapar dia menangis,

ketika haus dia menangis,

ketika tubuhnya merasa tidak nyaman

dia juga menangis,

tapi tangisannya adalah sebuah ketulusan

 

Ketika hari demi hari

dan waktu beranjak membimbingnya,

dia tumbuh

dengan sebuah kasih sayang penuh cinta

 

Tapi

tatapnya masih lembut tanpa beban,

tawanya riang penuh keceriaan

dia mulai belajar melangkah,

meski berkali-kali terjatuh

karena kurang keseimbangan,

tapi dia tetap berdiri

dan mencoba melangkah

tanpa sebuah beban,

 

Dia tatap masa depan

dengan sebuah harapan

dia mulai melangkah

berkali-kali lagi

hingga akhirnya

dia sudah mulai berlari

dengan keseimbangan

yang dimiliki

 

Sebuah penopang

yang mulai tertanam dalam diri,

dia mulai kuat,

menjaga tubuhnya,

berlari mengejar mimpinya

 

Dia mulai mengukir

mimpi-mimpinya menjadi nyata

Mewujudkan segala cita

dan harapan

demi sebuah masa depan

 

Tatap matanya masih tajam,

sinarnya masih indah,

senyumnya masih penuh ketulusan,

jiwanya masih memiliki kobaran

api semangat yang menyala-nyala,

semua belum terkotori

oleh retorika-retorika kemunafikan,

semua yang dikerjakan

adalah sebuah ketulusan,

miliki sebuah harapan

tanpa intrik kecurangan

 

Harapan itu nyata

tanpa jenuh dan pesimis,

dia tak mengenal bahaya

dan ancaman,

semua dilakukan karena dia ingin

 

Matanya selalu memancarkan

sinar bahagia,

bahagia bagi siapa saja yang melihatnya

 

Pandangannya jauh menatap,

seperti tanpa ujung pangkal,

jari jemarinya selalu menggengam,

menggenggam segudang cita

dan memegang taat

sebuah janji pada Sang PenciptaNya

 

Di sinilah

sebuah masa

dimana awal sebuah harap

dalam hidup dan cita-cita

 

Oleh : Putri Pelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *