Oleh : Sultan Musa
cerita apa yang berteduh
ketika hangat kisah
teriknya menyerap gelisah
kepada kering jiwa nasehat
menatap jeritan sukma mendebat
dimana gaung-gaung kepedulian itu ?
tanpa tular nalar
menemukan musuh terbesar
bara pikiran tersiar
retak bersama lelah
…dari apa yang dialami
…dari apa yang dilihat
…dari apa yang didengar
dan, sebagaimana pendusta
menutup hati atas suara
kebaikan-kebaikan itu
bait alam memberi makna
merakit sisi menarik dari manusia
meneroka saling memaafkan dan memelihara
disanalah mereka bertemu…
membaca peristiwa, fenomena demi fenomena
menulis cerita, kejadian demi kejadian
…..lukisan mereka hari ini
ibarat percakapan di tepi kolam
dimana alam dan manusia terhubung
selain dalam telusur kehidupan
bukankah begitu ?
jika tidak, tak apa…
sebelum mereka menghabiskan waktu
untuk menemukan jalan kembali
semoga mereka bisa mendengar suara ini
tak ada yang lebih berbahaya selain kabar alam
dari letihnya kerusakan
“alam lupa jiwa, saat manusia belum siap”
#2023
Siltan Musa berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar di berbagai platform media daring & luring. Serta karya – karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Ada pun IG : @sultanmusa97