Mimpi Besar Seorang Tuna Wicara

Mimpi Besar Seorang Tuna Wicara

Senjani adalah seorang gadis yang memiliki kelainan sejak ia lahir. Ia memiliki keterbatasan dalam berbicara atau biasa kita kenal dengan sebutan tuna wicara. Ia merupakan anak dari keluarga sederhana di sebuah pelosok desa, ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya hanya seorang buruh cuci. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ia miliki tidak menjadikannya kehilangan semangat untuk menggapai segala mimpi dan menjalani hiruk pikuk dunia ini.

Senjani merupakan seorang anak yang memiliki semangat yang luar biasa, ia adalah anak yang cerdas, rajin dan baik hati. Senjani tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang ada, ia tidak pernah memerdulikan apapun yang orang lain katakan tentang dirinya juga mimpinya yaitu menjadi seorang penulis ternama dan menjadi seorang motivator terkenal yang bisa memotivasi banyak orang.

Senjani masuk di salah satu SMA terbaik yang ada di kota Semarang berkat prestasinya dalam bidang akademik. Namun karena letak sekolahnya saat ini berada di kota, Senjani harus diantar oleh ayahnya menggunakan becak sebelum matahari muncul ke permukaan. Setiap hari ia menaiki becak di saat semua temannya menggunakan motor dan mobil. Ia tidak pernah merasa berkecil hati, ia terus bersemangat untuk pergi ke sekolah setiap harinya.

Baca juga: Coretan Asa pada Arunika

Kehidupan di SMA yang Senjani kira akan menjadi masa yang menyenangkan ternyata menjadi sebuah ilusi semata. Ia semakin mendapatkan banyak cobaan dari lingkungan sekitarnya, kesabarannya semakin diuji semenjak gurunya menanyakan cita-cita semua murid di kelasnya. Saat itu ketika Senjani menjawab pertanyaan dari gurunya lewat tulisan yang dibacakan oleh teman sebangkunya semua orang jadi mengetahui cita-cita Senjani, sontak mereka langsung menertawakan hal itu juga disertai cemoohan yang begitu menyakitkan “Orang bisu kok, punya cita-cita jadi motivator”.

Namun ia tidak pernah menyerah, ia tetap tegar karena ada banyak harapan yang selalu ia semogakan. Setiap Senjani berada dalam keadaan terpuruk ibunya selalu mengingatkannya untuk tetap bersabar. “Senjani, hidup ini adalah sebuah pilihan dan kita selalu bisa memilih untuk bersabar atau marah, menyerah atau tegar, bersyukur atau mengeluh. Begitu pula saat kita berada pada situasi paling menyakitkan sekalipun, kita bisa memilih untuk terus meratapi atau bangkit dari situasi tersebut”.

Seiring berjalannya waktu tak terasa Senjani sudah duduk di bangku kelas 12 SMA. Suatu hari Senjani berniat untuk menempelkan kata-kata motivasi yang telah ia buat, namun tanpa disangka-sangka di saat ia sedang menempelkan tulisannya, teman-temannya datang menghampiri Senjani seraya berkata,

”Ngapain lo disini? karya sampah lo itu gak akan pernah bisa terpampang di mading sekolah ini, selamanya!,” ucap salah teman senjani. Senjani menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau.

“Segala geleng geleng, oh iya lo kan bisu ya, hahaha,” keempat teman senjani puas mentertawakan Senjani.

“Wah, orang bisu udah berani ngelunjak ya?” Teman yang lain langsung mendorong senjani hingga terjatuh dan mengambil tulisannya Senjani yang telah tertempel di mading. Senjani jatuh tersungkur sambil menangis.

“Makanya jadi orang jangan ngeyel kalo suruh copot ya, copot bisu!”.

Ketika teman-teman Senjani masih terus menendangi dirinya sambil mengucakan kata-kata yang begitu menyakitkan, tanpa diduga-duga bu Aisyah guru yang waktu itu menanyakan cita-cita murid di kelasnya datang menghampiri Senjani yang sedang kesakitan.

“Apa-apaan kalian ini, kalian semua itu jahat, ini sudah sangat keterlaluan, ibu gak mau tahu kalian harus minta maaf ke Senjani, dan satu lagi atas perbuatan kalian tadi ibu hukum kalian untuk membersihkan semua toilet yang ada di sekolah ini!,” ucap bu Aisyah sambil berjalan meninggalkan mereka dan membawa Senjani ke ruang guru.

Sesampainya di ruang guru, Senjani ditenangkan oleh bu Aisyah kemudian ditanya tentang tulisan apa yang ia tulis. Senjani memberi tahu bu Aisyah bahwa tulisan tersebut adalah tugas bahasa Indonesia. Kemudian Senjani menuliskannya kembali sesuai dengan permintaan bu Aisyah.

“Jadilah manusia yang bila lelah tidak menyerah, jatuh bangkit kembali, disakiti memaafkan, gagal tidak berhenti, marah tidak membenci, sedih tidak berlarut dan bila berada di titik terendah tidak berputus asa, sebab masih begitu banyak skenario terbaik Tuhan yang menanti kita di depan sana.”

Baca juga: Hampir Menyerah 

Waktu yang terus berjalan membawa Senjani pada saat terakhirnya di SMA yaitu masa pendaftaran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Senjani memiliki keinginan untuk bisa lolos di Universitas Diponegoro lewat jalur SNMPTN.

Setelah kurang lebih satu bulan menunggu dengan penuh pengharapan dan rasa optimis yang tinggi, tibalah Senjani pada hari pengumuman, Senjani segera membuka hasilnya. Tidak disangka, ternyata harapannya tidak menjadi sebuah kenyataan, ia ditolak masuk perguruan tinggi negeri yang ia impikan, Senjani menangis ia merasa kecewa pada dirinya sendiri, memang benar seharusnya sejak awal dirinya tidak berharap lebih.

Satu minggu dirinya berada dalam kesedihan yang tiada habisnya. Namun ia kembali teringat nasihat ibunya waktu itu, Senjani kembali menemukan semangatnya, ia lalu mencoba mengikuti pendaftaran masuk PTN lewat jalur test yaitu SBMPTN, ia belajar dengan giat agar mendapatkan hasil terbaik.

Tiga bulan kemudian tibalah Senjani pada pengumuman SBMPTN, jantungnya berdegup kencang ia berharap kali ini tidak mengecewakan seperti kemarin. Ketika dirinya membuka hasil pengumuman SBMPTN, ternyata ia gagal kembali. Harapannya dihancurkan untuk kedua kalinya. Mungkin benar apa yang orang lain katakan bahwa dirinya tidak akan pernah bisa menjadi seorang penulis dan motivator terkenal.

Hampir dua minggu Senjani selalu menangis dalam sujudnya, ia pasrah atas segala hal yang sudah terjadi ia menyerahkan semuanya kepada maha kuasa yang paling tahu apa yang terbaik untuknya, dalam dua minggu itupun Senjani berusaha mengikhlaskan semuanya.

Ia berusaha merelakan segala mimpi – mimpinya yang telah ia impikan sejak dulu. Karena ia tahu bahwa sudah tidak ada jalan lain untuk masuk universitas, dirinya tidak mungkin mengikuti jalur mandiri dengan kondisi ekonomi keluarganya yang seperti ini, ia tidak mau membebani kedua orang tuanya.

Akhirnya ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya, mengikhlaskan semuanya dan membantu ibunya bekerja sebagai buruh cuci. Untuk semua impiannya mungkin bisa ia kejar kembali di tahun berikutnya. Dengan keputusan yang Senjani ambil, bukan berarti ia menyerah. Senjani tidak pernah benar-benar mengubur mimpinya, ia hanya beristirahat sebentar untuk kemudian bangkit kembali.

Disaat Senjani sudah benar-benar mengikhlaskan segalanya, tiba-tiba saat di sekolah bu Aisyah datang menghampiri Senjani lalu memberi tahu kepada Senjani bahwa ia mendapatkan beasiswa LPDP luar negeri jalur penyandang disabilitas di Melbourne University, Australia program study Indonesia laguange & studies. Senjani langsung menangis lalu bersujud sebagai tanda syukurnya kepada Allah yang telah memberikan takdir terbaik untuknya.

Tak terasa setelah Senjani dinyatakan mendapatkan beasiswa, empat tahun kemudian ia telah menyelesaikan pendidikan S1 nya dan lulus dengan menyandang predikat cumlaude juga berhasil menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “ Story Of Senjani” yang menjadi buku best seller tidak hanya di Australia tetapi juga di Indonesia.

Baca juga: Aku dan Samudra

Satu bulan setelah kepulangannya ke Indonesia, Senjani mendapatkan banyak permintaan untuk menjadi pembicara diberbagai tempat ternama untuk memotivasi banyak banyak orang, salah satunya di Universitas Diponegoro yang dahulu dua kali menolaknya.

Akhirnya semua impian Senjani benar-benar telah menjadi kenyataan. Perjuangan, keteguhan juga kesabarannya selama ini melalui hiruk pikuk kehidupan yang penuh dengan cobaan telah menemukan akhir yang membahagiakan.

Ternyata benar, “kesuksesan bukan milik mereka yang memiliki segalanya, tetapi milik mereka yang mau terus berjuang, bersabar dan tidak pernah menyerah dengan keadaan dan jangan pernah berhenti ketika kamu mengalami kegagalan, teruslah mencoba sebab kita tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi di depan jika kita berhenti sekarang.” -Senjani Asmariani.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Penulis: Tsulalah Makniyah, Siswi MA Yaspia Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Respon (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *