Milenianews.com, Tangerang – Seminar Nasional BSI Digination yang digelar Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menghadirkan pembicara yang aktif berkecimpung di dunia promosi digital.
Yakni, Damai Argakasih Lazuardini selaku Vice Presiden Commercial Famous All Stars dan Rety Palupi selaku Head Digital Marketing BSI Group yang digelar di Aula UBSI Tagerang, di jl. Gatot Subroto no.8 Kec. Karawaci, Tangerang, Banten, Rabu (4/3) kemarin.
Baca Juga : Seminar Nasional BSI Digination: Opan Mustopah, Mulai Pikirkan Apa Yang Ingin Di Raih Dengan Sosmed
Postingnya membuat Konten Kreatif

Seminar Nasional BSI Digination bertajuk ‘Era Digital : Tantangan dan Peluang Generasi Milenial’.
Arga sapaan akrabnya, sebagai pembicara pertama menjelaskan tentang digital marketing yang sekarang mulai banyak digunakan perusahaan-perusahaan dalam melakukan promosi.
Ia menjelaskan, bahkan sudah banyak selebritis sosial media (influencer) dijadikan sebagai salah satu sarana dalam mempromosikan produk atau jasa di ranah sosial media.
“Dengan konten kreatif, membuat semakin banyak orang yang melihat. Cenderung tertarik,” katanya dalam materinya.
Dewasa ini, perubahan zaman memudahkan kita dalam bergerak dan membuat sesuatu yang menghasilkan pendapatan. Banyaknya orang yang ingin menjadi influencer, memaksa kita harus lebih kreatif dalam membuat konten.
“Seorang konten kreator, seperti @zacking, dalam sekali post nya mendapat Rp.1,8 miliar pada tahun 2018. Gamers Reza Arap, dalam sekali post nya mendapat Rp.250 juta hanya dari endorse,” jelasnya.
Baik Buruknya Penggunaan Media Sosial

Pemanfaatan media digital akan cepat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi. Namun, baginya, ada tantangan yang harus dihadapi, dari kelebihan dan kekurangan media digital.
“Penggunaan media digital yang buruk, akan memberi dampak buruk juga. Namun apabila bisa memanfaatkannya, akan membuat seseorang bisa populer,” paparnya.
“Fokus saja pada keinginan dan minatnya. Ingin fokus di bidang mana.”
Dampak negatif di dunia digital, akan membuat seseorang tidak bisa exist lagi. Arga menjelaskan, seperti contohnya kasus Bowo, pada aplikasi TikTok. Pengguna yang sempat viral, Bowo Alpenlibe diblok wajahnya sehingga tidak bisa bermain aplikasi tersebut lagi.
Baca Juga : Seminar Nasional “BSI DIGINATION” Akan Hadir di Bekasi
Alasannya, konten-konten yang dibuatnya, ditakutkan menjadi pengaruh buruk bagi anak-anak lain seusianya.
“Semua record kita di digital ada disana. Semuanya sama, ketika kita menggunakan sosial media Facebook, Youtube, Instagram, semua data kita ada disana,” ucapnya.
Maka harus bijak dalam mengunakan internet. Terutama dalam bermedia sosial. (Ikok)