Dua Mahasiswi Louisiana Temukan Bukti Baru Teorema Pythagoras

Milenianews.com – Ne’Kiya Jackson dan Calcea Johnson, dua mahasiswi asal Louisiana, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan bukti baru untuk teorema Pythagoras yang berusia 2000 tahun. Keduanya pertama kali menemukan bukti ini pada tahun 2022 sebagai bagian dari soal bonus dalam kontes matematika SMA mereka.

Penemuan ini mengesankan guru-guru mereka, namun perjalanan mereka tak berhenti di sana.

Seorang relawan di sekolah lama mereka, St. Mary’s Academy di New Orleans, menyarankan agar mereka mengajukan penelitian tersebut ke konferensi profesional.

Baca juga: Penelitian: Main Video Game Dapat Tingkatkan Kinerja Kognitif Otak

Pada Maret 2023, Jackson dan Johnson tampil sebagai peserta termuda di konferensi American Mathematical Society’s Southeastern Sectional di Atlanta.

Penampilan ini mendapat perhatian luas dari media, termasuk acara “60 Minutes”. Mereka juga menerima kunci simbolis kota New Orleans dan apresiasi dari Michelle Obama.

Jackson dan Johnson yang kini berkuliah mencatat pencapaian baru pada Oktober 2024, yaitu menerbitkan makalah akademik pertama mereka.

Makalah ini tidak hanya menguraikan bukti mereka untuk teorema Pythagoras, tetapi juga memuat sembilan bukti tambahan, semuanya diterbitkan di jurnal ilmiah American Mathematical Monthly.

Proses pembuktian Teorema Pythagoras yang unik

Teorema Pythagoras memungkinkan perhitungan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku asalkan panjang dua sisi lainnya diketahui, yang dinyatakan sebagai a² + b² = c².

Teorema ini menjadi dasar banyak teori matematika, termasuk dalam trigonometri, yang mempelajari segitiga dan relasi antara sudut serta sisi-sisinya.

Metode Jackson dan Johnson menggunakan trigonometri dalam membuktikan teorema ini, sesuatu yang dianggap sulit karena fungsi trigonometri sendiri didasarkan pada teorema Pythagoras, sehingga biasanya bukti ini akan dianggap sebagai “alasan melingkar”.

Namun, dalam makalah tersebut, mereka menekankan bahwa pendekatan mereka tidak menggunakan asumsi bahwa teorema Pythagoras sudah terbukti.

Menurut profesor kehormatan Tom Murdoch dari University of Bristol’s School of Mathematics, pendekatan ini sangat mengesankan karena mengatasi batasan logika melingkar dalam pembuktian.

Murdoch menjelaskan bahwa fungsi-fungsi trigonometri, seperti sinus dan kosinus, biasanya memanfaatkan rasio panjang pada segitiga siku-siku, namun Jackson dan Johnson menemukan cara untuk menghindari asumsi dasar yang biasanya tak terpisahkan dari teorema tersebut.

Makalah ini mencakup lima bukti baru teorema Pythagoras menggunakan trigonometri, dan metode mereka berhasil mengembangkan lima bukti tambahan, sehingga total ada sepuluh bukti.

Baca juga: Intel Jadi Sasaran Perusahaan China Akibat Perang Dagang Amerika

Meski baru mulai berkuliah, Jackson dan Johnson sudah mencapai prestasi luar biasa ini. Mereka menyatakan bahwa proses menulis untuk jurnal ilmiah sangatlah menantang, terutama dengan persyaratan ketat dalam tinjauan sejawat.

Johnson menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti bahwa wanita, terutama wanita kulit berwarna, dapat meraih prestasi dalam bidang yang biasanya didominasi pria, menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar mimpi mereka di dunia akademik.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *