Dari Gaya Hidup ke Industri, Sepeda Jadi Motor Ekonomi Baru Indonesia, Nilai Ekonomi Capai Rp10 Triliun

Sepeda Motor

Milenianews.com, Jakarta – Geliat olahraga sepeda di Indonesia makin terasa dalam beberapa tahun terakhir. Sepeda sekarang bukan cuma alat transportasi, tapi sudah naik level jadi gaya hidup, sarana healing, olahraga prestasi, sampai motor penggerak sport tourism. Sejak pandemi, tren gowes memang sempat meledak dan menariknya, basis pasarnya masih cukup solid sampai hari ini. Dari situ, peluang ekonomi di berbagai daerah pun ikut kebuka lebar.

Pengamat ekonomi Andika Isma melihat industri olahraga sepeda nasional punya potensi yang nggak main-main. Dari sisi nilai ekonomi, perputaran uangnya diperkirakan bisa tembus Rp7–10 triliun per tahun. Angka ini datang dari banyak lini, mulai dari penjualan sepeda, suku cadang, apparel, aksesoris, jasa servis, sampai event-event olahraga sepeda yang rutin digelar di dalam negeri.

Baca juga: Zulhas Optimisme Ekonomi Dorong Swasembada Pangan Nol Impor

“Angka ini belum termasuk efek turunan atau multiplier effect seperti sektor pariwisata, UMKM kuliner, penginapan, transportasi, serta konten digital dan sponsorship yang berkembang seiring maraknya komunitas dan lomba sepeda di berbagai daerah,” ujar Andika saat dihubungi (18/12).

Indonesia mulai unjuk gigi di rantai pasok global

Besarnya perputaran ekonomi ini kelihatan jelas dari aktivitas jual beli sepeda dan perlengkapannya yang terus tumbuh. Indonesia juga sudah nggak melulu jadi pasar konsumsi. Pelan tapi pasti, Indonesia mulai berkembang sebagai basis produksi, terutama untuk sepeda kelas menengah, komponen, dan apparel. Beberapa kawasan industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan sudah mengekspor sepeda dan komponennya ke pasar Asia, Eropa, sampai Amerika. Ini jadi sinyal kuat kalau Indonesia punya peluang masuk lebih dalam ke rantai pasok global industri sepeda.

Dari sisi peminat, jumlah pesepeda aktif di Indonesia juga terbilang masif. Andika memperkirakan ada sekitar 20–25 juta orang yang rutin bersepeda, mulai dari pesepeda rekreasional, komunitas hobi, commuter perkotaan, sampai atlet prestasi yang rajin ikut kejuaraan.

“Dari sisi peminat, jumlah pesepeda aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 20–25 juta orang, mencakup pesepeda rekreasional, komunitas hobi, commuter perkotaan, hingga atlet prestasi,” ucap Dosen Universitas Negeri Makassar tersebut (18/12).

Tingginya minat ini nggak lepas dari populasi usia produktif yang besar, makin tingginya kesadaran hidup sehat, dan menjamurnya komunitas sepeda di hampir semua kota dan kabupaten. Segmentasinya pun makin berwarna, dari sepeda lipat, road bike, mountain bike, BMX, sampai sepeda listrik yang sekarang lagi naik daun.

Sport tourism berbasis sepeda makin menjanjikan

Ke depan, potensi industri sepeda dinilai bakal makin kuat kalau ditopang event-event berskala nasional yang melibatkan masyarakat luas. Sport tourism berbasis sepeda disebut bisa jadi katalis perputaran ekonomi, terutama di daerah dengan kontur alam dan destinasi wisata yang mendukung.

“Daerah dengan kontur alam yang mendukung, seperti Bali, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, memiliki peluang besar menjadikan sepeda sebagai ikon pariwisata olahraga,” kata Andika (18/12).

Industri sepeda juga membuka ruang besar buat UMKM dan sektor ekonomi kreatif. Apparel lokal, helm, tas sepeda, sampai konten digital dan influencer gowes ikut membentuk ekosistem yang saling terhubung dan terus berkembang.

“Figur publik dan atlet juga berpotensi menjadi brand ambassador, memperkuat nilai komersial sekaligus mendorong regenerasi atlet dan minat masyarakat terhadap olahraga sepeda,” lanjutnya (18/12).

Gowes nusantara jadi contoh dampak ekonomi nyata

Potensi ini diyakini bakal makin terasa kalau program-program massal kembali digulirkan pemerintah. Salah satu contohnya adalah Gowes Nusantara atau Sepeda Nusantara yang sejak 2017 rutin digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga di berbagai daerah. Program ini fokus mengajak masyarakat hidup sehat, aktif bergerak, sekaligus mempererat kebersamaan lewat bersepeda massal dengan slogan “Ayo Olahraga, Bergerak Di Mana Saja, Kapan Saja”.

Baca juga: Tiga Indikator Ekonomi Buktiin Indonesia Lagi On Fire

“Kalau ada 100 titik kota digelar dengan 1.000 peserta, berarti ada 100 ribu orang yang bersepeda. Dari jumlah itu, sekitar 30 persen biasanya membeli sepeda baru, sisanya menservis sepeda yang sudah dimiliki. Bisa dibayangkan kalau 30 ribu orang beli sepeda baru seharga Rp500 ribu,” jelas Andika (18/12).

“Ini baru hitungan dari sisi peserta saja. Belum lagi potensi UMKM, hotel, dan rumah makan di sekitar lokasi. Nilainya tentu jauh lebih besar,” tambahnya.

Selama ini, Gowes Nusantara kerap dikemas dengan tema persatuan, doorprize menarik, dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, termasuk kampanye Bike to School dan Gerakan Kembali ke Meja Makan. Jika program ini kembali digelar secara konsisten, perputaran ekonomi di sektor olahraga sepeda diyakini bisa kembali ngebut, menghidupkan UMKM lokal, mendongkrak pariwisata daerah, sekaligus memperkuat ekosistem industri sepeda nasional.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *