Strategi branding dan marketing
Menurut Hendra, ada dua hal yang paling harus dijaga dalam bisnis kontraktor interior, yaitu trust (kepercayaan) dan competence (kompetensi). Trust adalah modal utama dalam bisnis ini karena klien membayar jasa kontraktor interior untuk mendapatkan ketenangan bahwa uangnya bisa berubah menjadi sesuatu yang sesuai dengan harapannya. Untuk membangun trust, kita sebagai pebisnis harus jujur, terbuka, dan transparan kepada klien.
Selanjutnya competence adalah kemampuan kita untuk mengerjakan proyek dengan baik dan profesional. Competence ini bisa ditingkatkan dengan belajar terus-menerus tentang teknis, material, tren, dan inovasi di bidang desain interior. Selain itu competence juga bisa ditunjukkan dengan portofolio hasil kerja kita yang berkualitas.
Hendra juga menekankan pentingnya word of mouth (WOM) atau rekomendasi dari mulut ke mulut sebagai strategi pemasaran yang efektif.
WOM bisa didapatkan dengan memberikan pelayanan yang baik kepada klien sehingga mereka puas dan mau merekomendasikan kita kepada orang lain.
WOM juga bisa didapatkan dengan membangun networking dan kerja sama dengan desainer-desainer interior lainnya.
“Kita juga bisa memanfaatkan media sosial seperti instagram untuk mempromosikan bisnis kita. Tapi kita juga harus menentukan pasar yang kita inginkan,” ujarnya.
Preferensi generasi muda
Hendra juga membahas tentang preferensi generasi muda dalam hal desain interior. Ia mengatakan bahwa generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, cenderung menginginkan desain interior yang instagrammable, yaitu yang bisa membuat orang ingin berfoto di dalamnya sekaligus menjadi sarana promosi ketika diupload di Instagram.
Hal ini menjadi peluang bagi pegiat bisnis kontraktor interior untuk menawarkan desain yang menarik, unik, dan up to date dengan material terbaru.
Namun, Hendra juga memberikan tips untuk menyesuaikan desain dengan budget klien. Ia mengatakan bahwa jika klien adalah generasi muda yang masih memiliki budget terbatas, kita bisa memberikan saran untuk menggunakan material yang lebih murah namun tetap bagus.
Baca juga : Manajemen Laba: Antara Taktik Bisnis dan Etika Akuntansi
Namun, jika klien adalah mereka yang memiliki budget besar, kita tidak boleh menyarankan untuk menggunakan material yang lebih murah karena itu akan merendahkan klien. Hendra menyarankan untuk memberikan material yang mahal dan biarkan klien yang memutuskan apakah mau downgrade atau tidak.