News  

Wanita Pemberi Sate Beracun Tertangkap, Ini Motifnya

wanita pemberi sate beracun

Milenianews.com, Jakarta – Polisi sudah menangkap pelaku terduga pengirim sate beracun melalui seorang sopir ojol di Bantul, Yogyakarta. Wanita tersebut berinisial NA (25) yang merupakan seorang karyawan swasta asal Majalengka, Jawa Tengah.

Pengiriman tersebut terjadi pada Jumat (30/4) yang sempat viral di media sosial, yang menewaskan seorang anak sopir ojol.

Baca Juga : Kiprah Program BSI Peduli

NA mengaku paket tersebut ia sengaja kirim untuk Tomi, yang beralamat di Perumahan Bukit Asri Nomor FF01, Padukuhan Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul.

Sate tersebut sudah diberi racun sianida dan pelaku mengaku lantaran sakit hati terhadap Tomi.

Anak Bandiman tak tertolong karena sate beracun

Menurut laporan, Tomi merupakan seorang polisi senior yang bertugas sebagai penyidik di Polresta Jogja. Tahun 2017, ia mendapat penghargaan penyidik terbaik.

Akan tetapi, motif sakit hatinya karena apa, tidak di beberkan.

NA awalnya menyuruh Bandiman, sopir ojol untuk mengirim paket sate ke rumah Tomi, tanpa aplikasi.

Kemudian Bandiman meminta ongkos Rp25ribu, namun NA memberinya Rp30ribu. Sambil berpesan, NA memberitahu alamat tujuan sate dikirim.

“Bilang pake ini dari Pak Hamid nggih, mas,” kata NA.

Bandiman sama sekali tak merasa curiga. Ia langsung saja mengirimkan paket tersebut ke alamat yang NA maksud.

Sesampainya di tujuan, Bandiman tak menemukan Tomi. Lalu, ia menelpon Tomi dan Tomi bilang sedang di luar kota, paket tersebut pun diberikan kepada istrinya yang ada di rumah.

Akan tetapi, istri Tomi menolaknya dan memberikan sate tersebut terhadap Bandiman, karena tak kenal dengan Pak Hamid.

“Yowis buat mas mawon, buat buka puoso,” kata istri Tomi.

Baca Juga : Anak Sopir Ojol Meninggal Dunia Setelah Makan Sate

Lantas Bandiman pun memberikan menur tersebut untuk menjadi menu buka puasa keluarganya. Anak Bandiman yang lahap memakan sate, bersama sang ibu, sempat dilarikan ke rumah sakit.

Namun, anak Bandiman sudah tak bisa tertolong, sementara istrinya hanya sakit saja.(Rifqi Firdaus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *