Mileninaews.com, Jakarta—Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Ir. H. Rokmin Dahuri MS menegaskan pentingnya menyeimbangkan kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat.
Kesuksesan dunia dapat diartikan sebagai tercapainya tujuan-tujuan hidup di dunia, seperti memiliki pekerjaan yang baik, keluarga yang harmonis, atau harta yang cukup. Sementara itu, kesuksesan akhirat berkaitan dengan persiapan diri untuk kehidupan setelah kematian, termasuk amal ibadah dan kebaikan yang dilakukan selama hidup di dunia.
“Islam mengajarkan bahwa kedua aspek ini harus seimbang,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Sabtu (8/11/2025).
Ia mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77 :
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ٧٧
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Prof. Rokhmin mengatakan, nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni (mahdah) dan melarang memperhatikan dunia. “Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah.”
Akan tetapi, ia menambahkan, “Pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan tersebut.”













