Milenianews.com, Harare – Pemberitaan lockdown diperpanjang di Zimbabwe dibuat bukan atas perintah presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa. Sang Presiden mengancam akan memenjarakan pembuat pernyataan palsu dengan jiplakan tanda tangannya tersebut.
Kabar tersebut mengatakan bahwa karantina wilayah untuk menahan virus Corona di Zimbabwe diperpanjang. Diberitakan Antara, pernyataan tersebut langsung dibantah oleh pemerintah dan mengatakan bahwa itu palsu.
Baca Juga : Sekelompok Remaja di Jaksel Diamankan Karena Kumpul Saat PSBB
“Ini sangat tidak masuk akal, saya tidak pernah membuat pernyataan semacam itu,” katanya.
Pelaku pembuat berita palsu di Zimbabwe akan dipenjara 20 tahun
Pemerintah Zimbabwe akan memberi hukuman tingkat 14 dengan hukuman 20 tahun penjara. Hal tersebut juga sebagai contoh agar masyarakat lain tidak meniru hal yang sama.
“Jika kami menangkap orang di baliknya, akan menjadi contoh bagus dan bahwa dia bisa dijerat hukum tingkat 14, yakni 20 tahun penjara. Itulah, saya rasa kami perlu menunjukkan bahwa kami tidak menginginkan ada kabar palsu yang beredar,” ujarnya.
Bulan lalu, penerapan lockdown di Zimbabwe sudah diberlakukan. Menurut Jubir Kepolisian Nasional, Paul Nyathi, lebih dari 5.000 orang sudah ditahan karena bepergian ke luar rumah tanpa izin.
Polisi dan tentara, diterjunkan untuk melakukan penertiban selama masa pembatasan tersebut.
Sementara itu, Presiden Emmerson baru akan mengadakan rapat terkait pemutusan karantina wilayah selama 21 hari tersebut akan disudahi atau diperpanjang.
Disesuaikan seiring dengan catatan 17 kasus yang positif di Zimbabwe dan 3 diantaranya dilaporkan meninggal dunia.
Baca Juga : Pelaku Usaha harus Terapkan Aturan ini saat PSBB Berlaku di Jawa Barat
Sejak Senin (13/4), baru 600 orang sudah melakuka tes Corona dari total 15 juta penduduk keseluruhan. (Ikok)