Milenianews.com, Jakarta – Pengamat kebijakan publilk dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Budi Suryadi, menyebut new normal merupakan kebijakan positif. Khususnya secara masif menekan penyebaran penyebaran Corona (covid-19).
“New normal jangan diartikan kebebasan, hingga kita semua lengah dan tak peduli. Pemerintah tak boleh kendor mengingatkan masyarakat jika protokol kesehatan wajib dijalankan oleh setiap orang,” kata Budi seperti dikutip dari Antara, Rabu, (11/6).
Baca Juga : Hal-hal yang perlu Dipersiapkan saat New Normal
Menurut Budi, kebijakan ini harus disikapi serius dalam implementasinya di lapangan. Jangan sampai pelonggaran aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat menjadi bumerang.
“Yang mengakibatkan terjadinya gelombang kedua lonjakan kasus Covid-19 yang justru semakin besar,” kata Budi.
Menurutnya, saat ini ada perbedaan konsep soal new normal. Sebab pemerintah daerah masih menerapkan kebijakan pusat itu dalam tataran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca Juga : Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek yang Dibuka saat New Normal
Daerah, kata dia, tanpa sadar menerapkan new normal dalam kerangka PSBB. Padahal, kebijakan pembatasan itu kurang begitu diterima masyarakat luas.
“Sehingga new normal merupakan upaya yang lebih fleksibel dan harusnya dapat secara masif dilaksanakan,” kata dia.(afr)