Milenianews.com, Jakarta – Sampai saat ini, informasi tentang Covid-9 masih sangat terbatas. Ada yang bilang, orang yang sudah sembuh dari Covid-19 akan kebal dan tidak akan terinfeksi lagi. Namun hingga saat ini jaminan tak terkena dua kali covid-19 pun belum ada.
Dalam Bloomberg, Patrick Henry melalui artikelnya “WHO Warns You May Catch Coronavirus More Than Once” mengatakan, saat ini tak ada bukti bahwa seseorang yang telah sembuh dari Covid-19 dan memiliki antibodi terproteksi dari infeksi kedua.
Baca Juga : Deteksi Gejala Covid-19 Menggunakan AI
Ia menuliskannya dari The United Nations agency yang dikutip dari WHO pada 24 April lalu.
Ketidakpastian ini bikin kita resah. Jilian Carmichael, Peneliti Pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai memberikan sedikit pemahamannya tentang mengapa ada orang yang bisa kena Covid-19 dua kali.
SARS Cov 1 bisa memberi proteksi pada tubuh untuk tidak terkena lagi

Dia menjelaskan bahwa seseorang bisa saja terkena virus dua kali. “Itu tergantung pada virus. Jadi dengan virus Corona manusia yang tidak parah, yang menyebabkan flu biasa, Anda dapat terinfeksi ulang beberapa kali sepanjang hidup Anda,” ujarnya dalam sebuah wawancara di Brutamerica.
Namun sekarang, tidak dapat dipastikan orang yang sudah terkena Covid-19 bisa bertahan memberikan proteksi.
“Kita semua terkena flu berkali-kali, dalam hal virus Corona baru, virus ini masih sangat baru. Kami tidak tahu berapa lama Anda akan memiliki perlindungan setelah Anda terinfeksi pertama kali,” ungkapnya.
Baca Juga : Plasma Darah Pasien Sembuh sebagai Anibodi COVID-19
Namun dia memprediksikan kasus ini bisa jadi serupa dengan kasus SARS Cov 1. Orang yang pernah mengidap penyakit ini bisa terkena lagi di lain waktu.
“Jika Anda melihat kembali virus SARS Cov 1 yang merupakan sebuah wabah yang terjadi pada tahun 2002 hingga 2004. Dari mereka yang selamat dari infeksi tersebut, tampaknya mereka memiliki respons perlindungan. Jadi itu berarti bahwa mereka kemungkinan tidak terinfeksi kembali selama dua hingga dua tiga tahun setelah infeksi, itu adalah semacam cara kami memperkirakan,” jelasnya. (afr)