Milenianews.com, Jakarta – Kondisi cuaca ekstrem di daerah pegunungan tinggi menghadirkan risiko hipotermia, terutama bagi orang-orang yang melakukan pendakian. Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh menurun hingga di bawah 35 derajat Celsius akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama.
Hipotermia umumnya terjadi di daerah pegunungan tinggi, di mana suhu udara bisa sangat dingin, terutama saat malam hari atau dalam kondisi cuaca ekstrem.
Baca juga: Mitigasi Hipotermia di Gunung
Kejadian tersebut bisa terjadi kapan saja, terutama saat seseorang mendaki gunung dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung. Pernyataan mengenai hal ini disampaikan oleh dr. Faisal Parlindungan Sp.PD pada Selasa (4/3) di Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan Sp.PD, juga berpraktik di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta. Ia menyampaikan informasi ini.
Penurunan suhu tubuh menyebabkan hipotermia
Hipotermia terjadi karena suhu tubuh menurun drastis akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, bahkan berisiko fatal jika tidak segera ditangani.
Gejala yang di alami bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Pada hipotermia ringan (suhu tubuh 32-35°C), gejalanya meliputi tubuh menggigil, kulit pucat dan dingin, bicara melambat atau cadel, serta denyut jantung dan pernapasan sedikit meningkat. Selain itu, penderita dapat mengalami kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi.
Pada hipotermia sedang (suhu tubuh 28-32°C), tubuh mulai kehilangan kemampuan menghasilkan panas, sehingga menggigil bisa berkurang atau berhenti. Tanda lainnya termasuk denyut nadi dan pernapasan yang melambat, kelemahan otot, dan koordinasi buruk. Selain itu, ada kesulitan berjalan, disorientasi, kebingungan, bicara tidak jelas, serta perilaku aneh seperti melepas pakaian meskipun kedinginan.
Baca juga: Gunung Lawu Ditutup Sementara, Begini Kata Menparekraf
Langkah pertama untuk menolong pendaki yang mengalami hipotermia adalah memindahkannya ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju. Selain itu, kita perlu menghangatkan tubuhnya kembali.
“Jika seseorang mengalami hal tersebut saat mendaki gunung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan kehilangan panas dengan membantu tubuhnya kembali hangat,” ujar dokter Faisal.
Jika pakaian orang yang mengalami hipotermia basah, segera ganti dengan pakaian kering. Hal ini penting untuk mencegah kehilangan panas lebih lanjut.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.