News  

Lewati 26 KM untuk Mengajar Ngaji Anak Desa Bozihona

Ustadz Fauzan Chaniago, dai muda yang bertugas di Desa Bozihona, Kecamatan Idanogawo,  Kabupaten Nias, Sumatera Utara (Sumut), tengah mengajar murid-muridnya. (Foto: Dok BMH)

Milenianews.com, Medan– Adalah Ustadz Fauzan Chaniago, seorang  dai muda dari BMH yang bertugas dakwah di pedalaman Nias, Sumatera Utara.

Dalam menjalankan tugasnya, ia  harus menempuh jarak 26 km naik turun bukit melewati jalan aspal yang sudah banyak berlobang menuju lokasi binaannya di Desa Bozihona, Kecamatan Idanogawo,  Kabupaten Nias. Desa yang pernah luluh lantak tak tersisa disapu badai tsunami beberapa tahun yang lalu.

Tak sedikit tantangan yang di alami Ustadz Fauzan, yang lebih suka di sapa dengan Abang Fauzan, bukan hanya jarak tempuh dan kondisi jalan. Namun, hingga kini dai muda yang masih berusia 20 tahun  itu belum memiliki kendaraan yang dapat ia gunakan secara mandiri.

Bila ingin berangkat tugas dakwah, ia harus meminjam motor kawannya. Beruntung kawannya ada saja yang mengerti untuk meminjamkan.  Namun terkadang juga tidak bisa. Dengan begitu harus naik angkot hingga di jalan perbatasan desa. Selanjutnya, sambil jalan kaki menunggu tumpangan warga yang kebetulan melintas yang juga akan menuju Desa Bozihona.

Tak adanya fasilitas transportasi tidak menjadikan Bang Fauzan berkecil hati apatahlagi patah semangat. Panggilan jiwa agar anak anak desa pandai mengaji membaca Qur’an lebih kuat menuntunnya untuk datang mengajar tiga atau empat kali dalam sepekan.

Mungkin memang terasa melelahkan, namun semua pupus begitu saja saat Bang Fauzan melihat senyuman anak-anak mengaji yang akan menyambutnya dengan salam penuh kegembiraan, serta kehangatan masyarakat menyambutnya.

Selang 4 bulan bertugas, secara perlahan dakwahnya kian diterima Masyarakat. Terbukti saat ini santri binaannya sudah mencapai 60 an anak.

Tentu warga sangat gembira atas kedatangan dai yang ikhlas mengajar secara rutin. Seperti yang di sampaikan Pak Syufril, salah satu warga yang juga perangkat desa. “Tentu kehadiran dai BMH di desa kami ini sangat membantu warga dalam membina anak-anaknya. Maklum,  Pak, warga di  desa hampir semua nelayan, yang tak cukup waktu untuk mengajar anak anaknya,” cerita Pak Syufril sekali waktu, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga : Penuhi Mimpi Ari Susanto, BMH Salurkan Kaki Palsu

Ketua BMH Sumut, Lukman BAMS  mengatakan, dukungan umat pada kegiatan dakwah di  pedalaman menjadi motivasi penggerak untuk semakin luasnya cakupan binaan para dai dalam membina dan membebaskan masyarakat dari ketertinggalan pengetahuan agama.

“Mari bersama BMH kita dukung para dai dan pejuang Qur’an melalui program Kado Dai Pedalaman,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *