News  

Khutbah Idul Adha Sydney Gaungkan Sinergi Umat: Pesan Persatuan “Dari Takbir Menuju Sinergi”

Ribuan Muslim Indonesia di Sydney, Australia,  merayakan Idul Adha 1446 H pada Jumat, 6 Juni 2025, dengan penuh khidmat di The Highline Venue Bankstown, New South Wales, dengan khatib Dr. Shaifurrokhman Mahfudz, Lc, M.Sh, Ph.D, seorang anggota ANIC (The Australian National Imams Council). (Foto: Dok CIDE)

Milenianews.com, Sydney– Ribuan Muslim Indonesia di Sydney, Australia,  merayakan Idul Adha 1446 H pada Jumat, 6 Juni 2025, dengan penuh khidmat di The Highline Venue Bankstown, New South Wales. Acara yang diselenggarakan oleh CIDE Ltd (Center of Islamic Dakwah & Education) New South Wales ini menjadi momentum penting, bukan hanya untuk ibadah, tetapi juga ajakan kuat untuk persatuan dan sinergi di kalangan umat Muslim, khususnya komunitas Indonesia di Sydney.

Perayaan dimulai sejak pagi hari dengan gema takbir yang membahana, disusul sambutan hangat dari Ricky Patiroi, Presiden CIDE, dan  Fachriyan, Perwakilan Konsul Jenderal RI di Sydney. Puncak acara adalah shalat Idul Adha yang dipimpin oleh Al Hafiz Ust. Toriq Jamil, dilanjutkan dengan khutbah utama.

 

Dari Takbir Menuju Sinergi: Inti Pesan Khutbah

Dalam khutbahnya yang bertajuk “Dari Takbir Menuju Sinergi: Merajut Kekuatan Umat di Sydney,” Dr. Shaifurrokhman Mahfudz, Lc, M.Sh, Ph.D, seorang anggota ANIC (The Australian National Imams Council), menyerukan makna mendalam di balik kumandang takbir “Allahu Akbar”.

“Takbir yang kita kumandangkan dengan agung, sesungguhnya adalah panggilan yang lebih dalam: sebuah seruan untuk mengubah getaran suara menjadi aksi nyata,” tegas Dr. Shaif – panggilan akrabnya– yang juga pernah tinggal dan menyelesaikan program doktoralnya di School of Law Western Sydney University.

“Inilah saatnya untuk bertanya pada diri sendiri: akankah takbir kita hanya berhenti di lisan, ataukah ia akan menjadi pemantik kuat yang menyatukan setiap hati, setiap langkah, demi merajut kekuatan umat yang sejati di tanah perantauan ini?” ujarnya menambahkan.

Ia juga mengaitkan takbir dengan narasi pengorbanan Nabi Ibrahim AS, menjadikannya teladan ketaatan puncak yang harus menginspirasi umat untuk mengutamakan ridha Allah di atas segala kepentingan duniawi.

Urgensi Sinergi di Tengah Potensi Fragmentasi

Dr. Shaif menyoroti bahwa komunitas Muslim Indonesia di Sydney, meskipun kaya akan kelompok dan organisasi beritikad baik, seringkali berjalan sendiri-sendiri. Ia menganalogikan kondisi ini seperti kepingan puzzle yang tersebar. “Setiap kepingan itu bagus, tapi kalau tidak disatukan, gambaran utuhnya tidak akan terlihat,” ujarnya.

Akibatnya, sumber daya menjadi terbatas dan terpencar, program tumpang tindih, dan suara komunitas kurang terdengar jelas.

Mengutip Imam Al-Mawardi, “Tidak ada urusan yang dapat diselesaikan kecuali dengan bersatunya suara dan kesepakatan pandangan,” Dr. Shaif menegaskan bahwa persatuan adalah kunci efektivitas.

Ia juga mengutip cendekiawan Muslim kontemporer, Dr. Tariq Ramadan, yang menyerukan agar komunitas Muslim bergerak dari “logika multiplikasi menjadi logika akumulasi” untuk membangun institusi yang kuat dan berkelanjutan.

Peringatan dari Imam Zaid Shakir, “Jika kita tidak berorganisasi, kita akan diorganisir oleh orang lain,” juga menjadi pengingat keras akan pentingnya menunjukkan wajah komunitas yang bersatu dan terorganisir.

Manfaat Konkret Sinergi bagi Komunitas Muslim Sydney

Khutbah tersebut menguraikan lima dampak positif sinergi:

  1. Peningkatan kekuatan dan pengaruh: Komunitas yang bersatu memiliki kapasitas negosiasi yang lebih besar, misalnya dalam mengajukan proposal kepada Dewan Kota, menghasilkan dukungan dan potensi pendanaan.
  2. Optimalisasi dan efisiensi sumber daya: Sinergi memungkinkan penggabungan dana dan tenaga sukarelawan untuk program amal, menghindari duplikasi dan pemborosan, serta menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
  3. Pembangunan institusi komunitas yang kuat: Kolaborasi dapat mewujudkan impian membangun pusat pendidikan Islam komprehensif, pusat kegiatan sosial, atau klinik komunitas dengan basis sumber daya yang lebih luas.
  4. Peningkatan kohesi sosial internal dan eksternal: Sinergi memperkuat solidaritas internal dan membangun citra positif Islam melalui dakwah bil hal (perbuatan nyata), seperti acara amal besar atau kampanye kebersihan lingkungan yang melibatkan non-Muslim.
  5. Pengembangan kepemimpinan dan keahlian: Bersatunya berbagai kelompok akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru dengan visi luas yang mampu mengkoordinasikan berbagai pihak demi kemajuan umat.

Komitmen untuk Masa Depan

Dr. Shaif menutup khutbahnya dengan menegaskan bahwa persatuan dan sinergi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan strategis bagi umat Islam di Sydney. Ia menyerukan agar Idul Adha ini menjadi titik balik untuk meletakkan pondasi sinergi yang kokoh, yang membutuhkan kerendahan hati, kemauan untuk mendengar, dan kesediaan untuk berbagi visi dan mimpi. “Ini adalah kunci untuk menghadapi tantangan zaman dan memaksimalkan potensi kita untuk kebaikan, baik bagi komunitas Muslim kita sendiri maupun bagi masyarakat Australia secara keseluruhan,” tegasnya.

Khutbah diakhiri dengan doa-doa untuk keberkahan, ampunan, keamanan, dan persatuan umat Muslim di Sydney dan seluruh dunia, termasuk saudara-saudara yang masih tertindas di Palestina. Setelahnya, jamaah menikmati sesi silaturahim, menandai berakhirnya perayaan Idul Adha yang penuh makna ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *