Milenianews.com, Jakarta – Jakarta jadi saksi aksi besar-besaran para pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam GARDA Indonesia lewat aksi bertajuk “Demo Ojol 179”. Nggak cuma driver, aksi ini juga didukung mahasiswa dari BEM UI yang ikut menunjukkan solidaritas. Mereka semua hadir buat menyuarakan keresahan soal kebijakan pemerintah dan aplikator yang dianggap bikin driver ojol makin berat.
Penyebab aksi
Baca juga: Gejolak Demo 25 Agustus–2 September: Tuntutan Rakyat, Korban Jiwa, dan Respons Pemerintah
Demo ini nggak muncul begitu aja. Ada beberapa alasan kuat yang bikin para driver gerah:
- Kematian Pengemudi Ojol – Pada 28 Agustus 2025, dua driver, Affan Kurniawan dan Rusdamdiyansah, meninggal dalam insiden yang terkait kericuhan aksi sebelumnya. Kasus ini jadi pemicu utama para driver buat minta keadilan.
- Ketidakpuasan terhadap Pemerintah – Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, dianggap lebih condong ke aplikator ketimbang pengemudi. Banyak driver sampai minta beliau dicopot.
- Kurangnya Perlindungan Regulasi – Para driver menilai hukum dan regulasi buat mereka masih lemah. Makanya, RUU Transportasi Online harus segera masuk Prolegnas 2025–2026.
Tuntutan Utama Driver Ojol
Dalam aksi ini, para pengemudi nggak main-main. Ada 7 tuntutan keras yang mereka suarakan:
1. RUU Transportasi Online masuk Prolegnas, biar ada kepastian hukum buat driver.
2. Potongan aplikator maksimal 10%, saat ini potongan dianggap memberatkan.
3 Regulasi tarif pengantaran barang & makanan, sesuaikan dengan risiko dan biaya nyata driver.
4. Audit transparan potongan 5% dari aplikator, pastikan adil dan transparan.
5. Hapus program yang merugikan driver, contohnya “Aceng”, “Slot”, “Multi Order”, dan “Member Berbayar”.
6. Copot Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, karena dianggap nggak berpihak pada driver.
7. Usut tuntas kematian Affan dan Rusdamdiyansah, supaya keluarga korban dapat keadilan dan kejadian serupa nggak terulang.
Menurut ketua GARDA Indonesia, “Kami di sini bukan cuma buat protes, tapi buat memperjuangkan hak-hak kami sebagai pengemudi yang setiap hari menghadapi risiko tinggi. Kami ingin suara kami didengar, bukan diabaikan.”
Titik lokasi demo
Aksi dimulai dari markas GARDA di Cempaka Mas, lanjut ke Istana Presiden, kemudian ke Kementerian Perhubungan, dan ditutup di depan DPR RI. Beberapa titik lain termasuk kantor Gojek, Grab, dan Maxim Indonesia.
Baca juga: BMH Ajak Driver Ojol Belanja Bareng, Hadirkan Kebahagiaan di Bulan Ramadhan
Selama aksi berlangsung, beberapa ruas jalan di Jakarta sempat macet. Masyarakat pun diimbau buat cari rute alternatif. Nggak semua komunitas driver setuju aksi ini; beberapa driver lebih memilih tetap on bid supaya tetap dapat penghasilan harian.
Demo Ojol 179 jelas nunjukin kalau para driver nggak main-main soal hak mereka. Mereka pengin ada kebijakan yang lebih adil, aman, dan nggak memberatkan para pengemudi yang setiap hari berjibaku di jalanan Jakarta.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.