Milenianews.com, Jakarta – Di tengah era serba digital dan cepatnya perubahan zaman, Indonesia lagi-lagi dihadapkan pada masalah besar: jutaan anak muda Gen Z masih belum punya pekerjaan tetap atau malah terjebak dalam kondisi nganggur berkepanjangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia 15–24 tahun tembus di angka 16,16%. Ini dua kali lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional.
Baca juga: Survey BPS Hampir 10 Juta Gen Z di Indonesia Pengangguran
Nggak cuma itu, laporan dari LPEM FEB UI juga menunjukkan ada sekitar 4,84 juta Gen Z yang belum punya pekerjaan. Dari jumlah itu, 2,15 juta orang masuk kategori NEET (Not in Employment, Education, or Training), alias nggak kerja, nggak sekolah, dan nggak ikut pelatihan apapun.
“Kondisi ini mengindikasikan adanya ancaman serius terhadap bonus demografi Indonesia. Kalau tidak ditangani dengan strategi efektif, potensi ini akan berubah menjadi beban,” ungkap Peneliti ekonomi LPEM FEB UI, dikutip dari Bisnis.com
Masalahnya bukan cuma soal angka, tapi juga soal mismatch alias ketidaksesuaian antara skill anak muda dan kebutuhan dunia kerja. Padahal, Gen Z dikenal sebagai generasi digital-savvy. Tapi ironisnya, justru banyak yang susah dapet kerja karena pengalaman kerja minim dan ekspektasi yang kadang ketinggian.
Quiet quitting dan NEET makin umum
Di saat yang sama, pola pikir soal kerja juga mulai berubah. Fenomena “quiet quitting” bekerja secukupnya tanpa ambisi lebih muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya kerja yang dianggap toxic. Nggak sedikit Gen Z yang akhirnya memilih kerja freelance, jadi pekerja serabutan, atau justru menganggur.
Katadata mencatat bahwa 22,25% Gen Z masuk kategori NEET, yang bikin kondisi ini makin serius. Di forum daring seperti Reddit, bahkan muncul diskusi viral soal “10 juta Gen Z Indonesia sedang nganggur atau underemployed”.
“Saya lulusan S1 tapi malah kerja paruh waktu jadi content reviewer. Gaji kecil, tapi lebih baik daripada nganggur,” cuitan dari akun @madhi*** di Reddit r/Indonesia
Pemerintah sudah bergerak, tapi cukupkah?
Pemerintah, lewat Kementerian Ketenagakerjaan, bilang sedang mengembangkan program magang nasional buat ngebantu Gen Z yang baru lulus. Tapi banyak pengamat menilai langkah ini belum cukup nendang buat nurunin angka pengangguran dalam waktu dekat.
Baca juga: Meminimalisir Risiko Pengangguran Bagi Mahasiswa Setelah Lulus Kuliah
“Program magang harus dibarengi dengan kurikulum yang menyesuaikan industri dan pembekalan soft skill,” ujar Bhima Yudhistira, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.