Penjabaran Akad Ijarah Dalam Ekonomi Islam

Fadhil Baseyaf, Mahasiswa STEI SEBI. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Kamu, yang ingin memanfaatkan layanan pembiayaan atau kredit syariah, umumnya menjumpai sejumlah pilihan akad. Sederhananya, akad merupakan kesepakatan atau perjanjian dalam transaksi berprinsip syariah. Jenis akad sendiri cukup banyak; salah satu yang paling umum digunakan ialah akad ijarah. Apa itu akad ijarah? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut.

Apa itu Akad Ijarah?

Akad ijarah adalah perjanjian antara dua pihak, yakni pihak yang menyewakan (mu’jir) dan pihak yang menyewa (musta’jir), di mana pihak musta’jir membayar sejumlah uang tertentu untuk menggunakan barang atau jasa milik mu’jir dalam jangka waktu yang disepakati.

Selanjutnya, menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia yang tercantum dalam fatwa No. 09/DSN-MUI/IV/2000, akad ijarah merupakan perjanjian pemindahan manfaat atau hak guna suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu.

Dalam akad ijarah, pihak penyewa memiliki tanggung jawab untuk merawat dan memelihara kondisi aset selama disewa. Pihak penyewa juga wajib mengembalikan aset yang dipinjam dalam kondisi yang sama seperti saat pertama kali disewa, kecuali jika memang ada perjanjian sebaliknya.

Selanjutnya, pemilik aset yang merupakan pemilik sah memiliki tanggung jawab atas perawatan aset dan harus memberikan akses yang memang diperlukan oleh pihak penyewa selama aset disewa.

Hukum Akad Ijarah

Dalam hukum Islam, akad ijarah diperbolehkan asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain kejelasan objek, kejelasan harga sewa, kesepakatan antara kedua belah pihak, serta keabsahan objek sewa menurut syariah.

Akad ijarah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam yang berakar dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an, ketentuan mengenai akad ijarah disebutkan dalam Al-Qur`an Surah Al-Qashas ayat 26

قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ

“ Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.” ( Q.S Al-Qashas ayat 26)

dan Surah At-Talaq ayat 6.

اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗ وَاِنْ كُنَّ اُولَاتِ حَمْلٍ فَاَنْفِقُوْا عَلَيْهِنَّ حَتّٰى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّۚ فَاِنْ اَرْضَعْنَ لَكُمْ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۚ وَأْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍۚ وَاِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهٗٓ اُخْرٰىۗ

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (Q.S At-Thalaq ayat 6)

Selain itu, ketentuan mengenai akad ijarah juga diatur dalam UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah.

Jenis-Jenis Akad Ijarah

Dilihat dari penerapannya, akad ijarah dibagi menjadi beberapa jenis. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah jenis-jenis akad ijarah:

  1. Ijarah A’sykhas atau A’mal

Akad ijarah a’amal merupakan perjanjian sewa atas suatu jasa seseorang. Ijarah dalam hal ini digunakan untuk mendapatkan jasa dari seseorang dengan bayaran berupa upah. Di sini, pengguna jasa disebut dengan mutajir, pemilik jasa disebut dengan ajir, dan upah yang diberikan disebut ujrah.

  1. Ijarah ayn

Ijarah ayn atau ala al-a’yan merupakan perjanjian sewa atas manfaat suatu aset berupa barang. Tujuan dari jenis ijarah ini adalah mengambil manfaat dari objek sewa. Objek sewa juga tidak bisa dibeli oleh pihak penyewa selama masa sewa atau saat berakhir.

  1. Ijarah Maushufah Fi Al-Dzimmah

Jenis akad ijarah yang berikut ini adalah perjanjian atas manfaat suatu barang dan/atau jasa di mana hanya kuantitas dan kualitas dari objek akad saja yang disebutkan saat akan dilakukan.

  1. Ijarah Tasyghiliyyah

Ijarah tasyghiliyyah merupakan perjanjian atas manfaat suatu barang tanpa adanya pemindahan hak milik kepada penyewa.

  1. Ijarah Muntahiya Bittamlik

Ijarah muntahiya bittamlik merupakan transaksi sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atau upah dari objek yang disewakan. Jenis akad ijarah ini juga memberlakukan adanya pemindahan hak milik atas objek sewa yang mana bisa dilakukan dengan pemberian hibah atau jual beli.

Sebelum akad ijarah dilaksanakan, kedua pihak yang ingin melakukan perjanjian wajib memenuhi beberapa syarat ijarah. Berikut Syarat-syarat akad ijarah :

  1. Baligh, berakal, dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan harta. Akad ijarah tidak bisa dinyatakan sah apabila pihak penyewa mengalami gangguan jiwa atau merupakan anak di bawah umur.
  2. Kedua belah pihak yang melakukan akad memiliki kewenangan untuk melaksanakan perjanjian. Maksudnya adalah pihak penyewa harus memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran sewa dan pemilik aset berhak untuk menyewakan objek yang akan disewakan.
  3. Adanya keikhlasan karena akad ijarah tidak bisa dikatakan sah bila dipaksakan.
  4. Kedua belah pihak yang melaksanakan akad harus mengetahui manfaat dan tujuan aset yang disewakan.
  5. Impalan atau upah sewa harus bernilai jelas.

Sementara itu, dalam melaksanakan akad ijarah, ada sejumlah rukun yang perlu dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Berikut rukun-rukun akad ijarah :

  1. Pertama, ada pernyataan shigat atau ijab qabul dari kedua belah pihak.
  2. Ada dua pihak yang melakukan akad ijarah, yakni pihak pemberi sewa dan pihak penyewa.
  3. Pihak pemberi sewa harus menjamin manfaat dari objek yang disewakan.
  4. Pihak penyewa wajib memberi pembayaran sewa ke pihak pemberi sewa.

Akad ijarah dalam Islam menawarkan kerangka kerja yang jelas dan sesuai dengan prinsip syariah dalam mengatur transaksi sewa-menyewa. Dengan memahami prinsip-prinsipnya serta menerapkannya dengan penuh kejujuran dan transparansi, akad ijarah dapat menjadi instrumen ekonomi yang berdaya guna dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas.

Jadi, itulah penjelasan mengenai akad ijarah, jenis, rukun dan syarat, serta landasan hukumnya. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam memahami akad ijarah sebelum memilih jenis akad yang pas pada pembiayaan syariah.

Penulis: Fadhil Baseyaf, Mahasiswa STEI SEBI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *