Milenianews.com, Mata Akademisi – QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) lagi naik daun banget nih di dunia perbankan digital Indonesia. Buat yang belum tahu, QRIS itu kode QR standar yang bisa dipakai buat bayar apa saja, mulai dari belanja online, beli minuman atau makanan di cafe atau warung pinggir jalan, bahkan sampai bayar parkir sudah pakai sistem QRIS ini loh! Nah, buat kita yang muslim, pasti kepikiran dong, QRIS ini dalam Islam syariah enggak sih? Sesuai enggak sama aturan Islam?
Sebelum kita bahas QRIS dalam Islam lebih jauh, yuk kita ingat dulu prinsip dasar ekonomi syariah. Ada beberapa aturan penting, di antaranya:
- Riba (Bunga): Dalam Islam, bunga atau riba itu haram. Jadi, transaksi yang melibatkan bunga jelas dilarang dan harus dihindari.
- Gharar (Ketidakpastian): Transaksi yang tidak jelas atau spekulatif itu tidak boleh.
- Keadilan Sosial: Islam mendorong distribusi kekayaan yang adil. Jangan sampai yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
- Halal-Haram: Barang yang diperjualbelikan harus halal.
Baca juga: Pengaruh Riba Terhadap Perekonomian Dalam Islam
QRIS itu ibaratnya cuma alat bantu buat transaksi, kayak dompet digital gitu. Jadi, dari segi alat, QRIS enggak masalah. Tapi, yuk kita cek satu-satu dari prinsip syariah tadi.
1. Riba: Aman atau Tidak?
Kabar baiknya, QRIS sendiri enggak ada hubungannya sama riba. Tapi, perhatikan juga cara kamu pakai QRIS. Misalnya, kalau kamu pakai QRIS buat bayar cicilan kartu kredit yang ada bunganya, ya itu tetap kena riba. Jadi, QRIS-nya sih aman, tapi cara pakainya yang harus sesuai syariah.
2. Gharar: Ada Unsur Ketidakpastian Tidak?
Tenang saja, QRIS itu sangat jelas dan transparan. Transaksinya langsung tercatat, enggak ada yang tidak terekam dengan baik. Jadi dari sisi ini, QRIS aman banget menurut syariah.
3. Keadilan Sosial: Adanya QRIS Membantu Tidak?
Nah, ini poin penting. QRIS mempermudah banyak orang buat transaksi, termasuk yang sebelumnya enggak punya akses ke bank. Ini sejalan banget sama prinsip keadilan sosial dalam Islam, yang pengin semua orang punya kesempatan yang sama.
4. Halal-Haram: Bagaimana Status Kehalalan Barang yang Dijual?
Ingat ya, QRIS itu cuma alat transaksi. Kalau kamu pakai QRIS buat beli barang halal, ya aman. Tapi kalau buat beli barang yang haram, misalnya alkohol, ya jelas salah. Jadi, tetap tergantung kita mau pakai QRIS buat apa.
Baca juga: Rayakan Keberagaman, Jaga Persatuan: Pesan Kemerdekaan untuk Zaman Kini
Meskipun QRIS secara umum sesuai dengan prinsip syariah, bukan berarti kita bisa lepas tangan. Lembaga keuangan syariah harus terus mengawasi bagaimana penggunaan QRIS, supaya tidak ada pelanggaran syariah. Misalnya, jangan sampai QRIS dipakai buat transaksi yang ada unsur riba atau gharar.
So, penggunaan QRIS dalam Islam aman kok dilihat dari perspektif syariah, asalkan penggunaannya bijak. Selama kamu pakai QRIS buat transaksi yang halal, tanpa riba, dan enggak ada unsur spekulasi, Insya Allah sesuai dengan syariah. Tapi tetap, kita harus waspada dan pastikan semuanya sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Jangan sampai kemudahan teknologi bikin kita lengah sama aturan agama.
Pakai QRIS, tapi tetap syariah ya!
Penulis: Nafisa Sabila, Mahasiswa STEI SEBI
Instagram: @fisya.bila_327
Profil Singkat: Seorang mahasiswi semester 7 jurusan Hukum Ekonomi Syariah di STEI SEBI. Memiliki hobi menulis, bernyanyi, memasak dan traveling. Sangat menyukai hal dan tantangan baru, aktif berorganisasi dan berbagai kepanitiaan. Mampu bekerja dengan baik, bekerja sama dengan tim maupun individu. Suka mencari kesibukan dan berbagai kegiatan, mudah bergaul dan beradaptasi
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.