Milenianews.com, Mata Akademisi—Kepada anak-anakku yang menjadi santriwan santriwati, bersyukurlah dan banggalah kalian semua menimba ilmu dengan menjadi santri di pesantren. Karena kalian kelak akan menjadi:
- Generasi penerus/pewaris para Nabi (ورثة الأنبياء).
Sebagai pewaris para nabi (waratsat al-anbiya’) kalian memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan Allah Subhanahu wata’aalaa
أَنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِثُوا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا. إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ. فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِخَطٍ وَافِرٍ. رواه ابن ماجه
Artinya: “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya, para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, ia telah mendapat bagian yang banyak.” (HR Ibnu Majah).
- Pelajar plus.
Kalian memiliki nilai lebih daripada anak-anak yang belajar di sekolah umum. Karena materi pelajaran umum di pesantren ini sama dengan materi pelajaran yang didapat di sekolah umum plus materi-materi agama yang diajarkan lebih spesifik.
- Harapan, kebanggaan dan dambaan orang tua dan umat
Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman :
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya” (Al-Baqarah :133).
Orientasi dakwah para nabi adalah keselamatan dunia akhirat bukan hanya dunia. Maka itu menjelang wafatnya, Nabi Ya’qub alaihissalam sangat menghawatirkan nasib anak cucu keturunannya di akhirat kelak dengan pertanyaan “Duhai anak cucuku, sepeninggalku nanti apa yang akan kalian sembah ? Apakah kalian bisa beribadah (berwudhu, shalat, baca Qur’an dan lain-lain) dengan benar?
Tidak seperti sebagian umat Islam yang orientasi dalam menyekolahkan anak didominasi kepentingan dunia. Maka itu mereka memasukkan anaknya ke sekolah umum yang menurut mereka berpotensi mudah dan cepat mendapat pekerjaan.
Maka itu dalam ayat di atas Nabi Ya’qub alaihissalam tidak mengatakan :
ما تأكلون من بعدي
“Apa yang bisa kalian makan sepeninggalku nanti ?”
Yang teramat sangat membahagiakan orang tua kalian adalah karena semua aktivitas kalian (menuntut ilmu dan ibadah) selama berada di pesantren ini, pahalanya terus mengalir kepada orang tua kalian tanpa mengurangi pahala menuntut ilmu dan ibadah kalain.
عن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم: “إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: مِنْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ، أَوْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ مِنْ بَعْدِهِ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ
(رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: Sedekah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang saleh yang selalu mendoakannya.” (HR.Muslim)
Dalam menjelaskan hadits di atas, Imam Ibnu Katsir rohimahullah mengatakan:
أن الوالدين ينتفعان بصلاح ولدهما مطلقًا، وكل عملٍ صالح يعمله الولد فلأبويه من الأجر مثل أجره، من غير أن ينقص من أجره شيء؛ لأن الولد من سعي أبيه وكسبه.
“Sesungguhnya kedua orang tua akan mendapatkan manfaat dari kesalehan anaknya secara mutlak. Dan seluruh amal saleh yang dikerjakan anak, maka kedua tangannya akan mendapat pahala seperti pahala anaknya tanpa mengurangi pahala anaknya sedikitpun. Karena anak merupakan hasil dari jerih upaya orang tuanya”
Kalian harus optimis bahwa kelak kalian akan menjadi benteng pertahanan terakhir moral bangsa.
Sejarah membuktikan betapa banyak alumni pesantren memiliki peran bahkan jabatan-jabatan strategis di negeri ini.
Menjelang kemerdekaan kita mengenal :
- Hadratussyaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari. Seorang ulama, pahlawan nasional, serta merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdatul Ulama organisasi massa terbesar di Indonesia. Beliau juga memiliki salah seorang anak bernama K.H. A Wahid Hasyim yang juga merupakan pahlawan nasional perumus Piagam Jakarta dan mantan menteri agama serta cucunya yakni K.H. Abdurrahman Wahid, merupakan Presiden RI ke-4.
- KH. Ahmad Dahlan lahir dengan nama Muhammad Darwis adalah seorang ulama besar bergelar Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah organisasi masa Islam terbesar kedua di negeri ini. Pengabdian Muhammadiyah sangat besar dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia khususnya dalam bidang agama, pendidikan, sosial, ekonomi, kebudayaan dll.
Di era kemerdekan ini, kita mengenal almarhum KH. Hasyim Muzadi (mantan ketua umum PBNU), Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin (mantan ketua umum PP Muhammadiyah), Dr. KH. Hidayat Nur Wahid (mantan ketua MPR RI) yang kesemuanya adalah alumni pondok pesantren Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur sekaligus sahabat sealmamater dengan KH. Thola’at Wafa Ahmad pimpinan pondok pondok pesantren Raudhatul Ulum.
Dan masih banyak lagi segudang ulama lulusan pesantren yang berkiprah di negeri ini.
Penulis: Ustadz Hasan Yazid Palimbangy.
*) Tulisan ini merupakan saripati tausiyah di hadapan para santri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Desa Sakatiga, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dalam rangka reuni alumni pondok pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta angkatan ke-9, beberapa waktu lalu.