Milenianews.com, Jakarta, 25 Juni 2025 — Sejumlah tokoh lintas agama menghadiri pemutaran film GAZA dalam acara nonton bareng (nobar) yang digelar di CGV Grand Indonesia oleh komunitas Pengajian Orbit, yang diasuh oleh Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, Rabu (25/6/2025). Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, serta sejumlah tokoh nasional lintas agama.
Usai menyaksikan film tersebut, para tokoh menyampaikan dukungan penuh terhadap film GAZA, yang dinilai tidak hanya berkualitas dari sisi artistik, namun juga membawa pesan kemanusiaan yang mendalam dan mendesak.
“Dari segi artistik, sinematografis, cerita, film ini bagus! Saya menghimbau kepada bioskop-bioskop di seluruh Indonesia, jaringan XXI, CGV, dan lainnya, untuk menayangkan dan memperpanjang masa tayang film GAZA. Rakyat Indonesia yang cinta damai akan berbondong-bondong menontonnya,” kata Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Baca Juga : Film Gaza (Hayya 3): Upaya Melawan Genosida dari Bioskop
Pendeta Dr. Sephard Supit menambahkan, “Ini suatu pendekatan seni yang kreatif. Melalui film ini kita tercerahkan atas kondisi yang ada, dan rasa kemanusiaan kita sungguh tergugah. Gaza ini bukan masalah suatu kelompok atau agama tertentu—ini persoalan kemanusiaan global. Film ini harus kita dukung.”
Ibu JS Rusya Supit, tokoh Konghucu dan penggerak kerukunan, menegaskan, “Dalam membela Palestina, kita satu hati, satu jiwa. Kita tidak memandang suku, ras, agama. Kita satu keluarga besar dunia melawan genosida.”
Helvy Tiana Rosa, produser film GAZA, turut menyampaikan, “Film GAZA adalah film kemanusiaan. Saya mengajak semua pihak, apa pun agamanya, untuk mengadakan nonton bareng dan menyebarluaskan film ini sebagai bentuk dukungan nyata. Sebagian hasil dari film ini akan disumbangkan untuk bantuan kemanusiaan di Gaza.”
Film GAZA karya sutradara Jastis Arimba telah tayang sejak 12 Juni 2025 dan kini hanya diputar di segelintir bioskop di Indonesia. Para tokoh menyerukan agar masyarakat luas tidak melewatkan kesempatan untuk menonton dan merekomendasikan film ini kepada sebanyak mungkin orang, sebagai bentuk solidaritas dan suara nurani bagi rakyat Palestina. “Kalau sudah turun layar, kita bisa gerakkan komunitas atau sekolah untuk nobar dengan menyewa studio di bioskop terdekat,” kata Helvy.