Pidato Kebudayaan DKJ Tampilkan “Suara Bajaj dari Cikini”

Milenianews.com, Jakarta – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyoroti visi Jakarta sebagai kota global dalam Pidato Kebudayaan 2025 yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (10/11). Acara bertema “Ruang sebagai Agensi: Jakarta, Kota Global, dan Negosiasi Budaya” ini menjadi ruang refleksi atas dinamika budaya di ibu kota.

Wakil Ketua 2 DKJ, Felencia Hutabarat, menyatakan bahwa kota global membutuhkan ruang yang memberi kesempatan warga untuk berkesenian dan mengekspresikan diri. “Ketika kita bicara kota global, ruang-ruang warga untuk berkesenian, mengekspresikan diri, itu harus hadir,” kata Felencia dalam konferensi pers di Jakarta. Ia menambahkan,

“Kita berharap Jakarta menjadi kota global. Akan tetapi jangan lupa ada hal-hal yang harus ditanam terlebih dahulu sebelum kita memetik hasilnya”.

Baca juga: Prabowo Resmikan Pabrik Lotte Chemical di Cilegon Senilai Rp6,4 Triliun

DKJ menyelenggarakan Pidato Kebudayaan sebagai bagian dari tradisi intelektual dan kultural dalam merespons dinamika sosial, politik, dan kebudayaan Indonesia. Pidato ini menjadi momentum tahunan untuk menilai perubahan kota dan tantangan yang dihadapi masyarakat urban.

Pada Pidato Kebudayaan DKJ 2025, sastrawan Afrizal Malna tampil sebagai pembicara melalui pidato bertajuk “Suara Bajaj dari Cikini.” Ia mengenang Jakarta masa kecil dengan becak dan bajaj sebagai bagian penting dari pengalaman warganya. Refleksi itu kemudian ia kaitkan dengan perubahan Jakarta yang kini berupaya menempatkan diri sebagai kota global.

“Dengan kota global yang kapitalistik, ya ada teknologi, kantor-kantor dagang yang bisa diakses internasional, ada festival internasional, seniman dunia yang hilir mudik. Sementara yang hilir mudik di sini bajaj, ternyata posisi bajaj pun sedang terancam di Jakarta,” ujar Afrizal.

Ia menilai bahwa upaya menuju kota global juga membuka kembali perbincangan tentang ruang dan siapa saja yang mendapatkan tempat di dalamnya.

Baca juga: Seni Berkomunikasi: Fondasi Pola Asuh bagi Generasi Alpha

Afrizal menutup pidatonya dengan ajakan untuk menjadikan forum kebudayaan sebagai ruang bersama dalam membaca ulang arah perubahan kota. “Akhirnya kota global adalah satu pelacakan ulang pada bagaimana membentuk ruang kita. Forum ini jadi seperti itu, pelacakan bagaimana kita semua terlibat memberi suara,” pungkasnya.

Melalui pidato ini, DKJ berharap masyarakat terus terlibat dalam diskusi pembangunan ruang kota. Upaya ini dinilai penting agar transformasi menuju kota global tetap berakar pada pengalaman warganya dan memberi ruang bagi keberagaman budaya di Jakarta.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *