Budaya  

Bangkitnya Hiburan Tari Kecak Ditengah COVID-19

Tari Kecak Bali
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Milenianews.com, Bali – Bali terkenal dengan pariwisatanya termasuk tarian tradisionalnya yang sangat khas yakni tari Kecak. Sejak pandemi COVID-19 tari kecak jarak ditampilkan dalam pertunjukan.

November ini, keadaan semakin baik. Memang belum sepenuhnya pulih, namun pengunjung tari Kecak sudah semakin banyak, hal itu pun memberikan warga Bali harapan. 

“Sesuai dengan aturan Gubernur, per tanggal 15 Maret 2020 dan juga dari Bupati tanggal 16 Maret 2020 itu, objek wisata termasuk pementasan kecak ditutup,” buka I Made Astra Ketua, Ketua Sanggar Tari dan Tabu Desa Adat Pecatu. 

Baca Juga : Mengenal Tradisi Kawin Lari ‘Merarik’ ala Suku Sasak

“Setelah itu per tanggal 19 Maret kita sudah tutup kembali. Kemarin dari tanggal 22 Agustus karena ada Kemenpar dan sebagainya, artinya launching, per tanggal 11 September kemarin kita buka,” lanjutnya.

Ketika tari Kecak dibuka, protokol kesehatan pun diperketat. Hal ini tentu untuk mengurangi risiko penyebaran virus.

“Sebelumnya destinasi wisata kita, termasuk kawasan luar, termasuk kita ini (Kecak) dinilai apakah sudah sesuai dengan protokol kesehatan. Begitu sudah kita lakukan bersama-sama (menerapkan protokol kesehatan),” ujarnya. 

Ada anggota terinfeksi Covid-19

Ia pun bercerita bahwa ada anggota tari kecak yang terinfeksi covid-19. Hal ini membuat tari kecak menutup pertunjukannya lagi. 

“Termasuk anggota kita juga kena, akhirnya kita tutup kembali. Setelah Oktober ini, kita sudah mulai, jalur hijau. Makanya kita buka 31 Oktober 2020. Itu permintaan dari tamu-tamu, travel-travel semuanya. Harus kita berani membuka per tanggal 31 Oktober kemarin,” jelasnya. 

Pembatasan jumlah pengunjung saat menonton tari kecak Bali

Untuk mengurangi risiko penularan, mereka membatasi jumlah pengunjung. “Artinya ketika normal kita masukan tamu sekitar 1300-an lah. Namun sesuai dengan protokol kesehatan artinya kita hanya bisa masukan 30 pengunjung sampai 400 setiap pementasan, sesuai dengan tanda-tandanya, sekitar 400 orang,” ujarnya. 

Tidak ada perubahan durasi pertunjukan. Kualitas dari waktu pertunjukan tetap sama. Kamu tetap akan merasakan nuansa seru seperti tari kecak sebelumnya. 

Baca Juga : Bonet, Tarian Tertua Tanah Timor

“Durasi pertunjukan tidak berubah. Namun personel kecak kita batasi sesuai dengan physical distancing,” paparnya. Menurutnya dalam keadaan normal penari kecak itu hampir 90 orang. Namun sekarang hanya 50-an.

“(Sebanyak) 87. Kecak satu. Kita punya dua kecak. Kalo sekarang ini, di bawah itu, sekitar 55-an. Artinya per November,  ini kita buka, coba hari Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, empat kali pertunjukan dalam seminggu,” ungkapnya.(Ahmad Fachrurozi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *