News  

Rakyat Bersuka Cita, Israel Akhirnya Setujui Gencatan Senjata Permanen dengan Palestina

gencatan-senjata-palestina

Milenianews.com, Jakarta – Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata di Gaza, sebagaimana diumumkan oleh mediator utama Qatar pada Rabu (15/1) malam waktu setempat. Kesepakatan ini mencakup pembebasan 33 sandera yang ditahan Hamas di Gaza pada tahap pertama. Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan di wilayah Palestina tersebut.

Mediator melibatkan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, dengan dimulainya gencatan senjata dijadwalkan pada Minggu, 19 Januari, tepat sebelum pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Baca juga: Putra Mahkota Saudi Kecam Aksi Israel di Gaza, Desak Dukungan Untuk Palestina

Trump sebelumnya menegaskan bahwa perang harus selesai sebelum ia menjabat, menyiratkan konsekuensi serius jika konflik tidak segera dihentikan.

Tahapan gencatan senjata

Kesepakatan ini dirancang dalam tiga tahap. Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari, sementara detail tahap kedua dan ketiga masih dalam proses pembahasan. Qatar, bersama mediator lainnya, akan mengawasi implementasi perjanjian ini melalui mekanisme yang berbasis di Kairo.

Pada tahap awal, selain pembebasan 33 sandera Israel yang melibatkan perempuan sipil, anak-anak, dan orang tua, ratusan tahanan Palestina juga akan dibebaskan oleh Israel.

Namun, jumlah pasti tahanan yang dibebaskan bergantung pada kondisi sandera yang dikembalikan. Mengutip dari AFP, Kamis (16/1), sumber dekat Hamas mengungkapkan bahwa kelompok tersebut meminta pembebasan ribuan tahanan, termasuk mereka yang menjalani hukuman panjang.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Perdana Menteri Qatar, menyatakan bahwa negosiasi untuk tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 setelah gencatan senjata berlangsung.

Tahap ini diharapkan mencakup pembebasan tawanan tambahan, termasuk tentara pria dan warga sipil yang jenazahnya masih berada di Gaza.

Posisi pasukan Israel

Selama tahap awal gencatan senjata, pasukan Israel akan mundur dari wilayah padat penduduk di Gaza untuk memungkinkan pertukaran tahanan dan pengembalian warga yang mengungsi. Meski demikian, Israel tetap mempertahankan zona penyangga hingga 800 meter di dalam Gaza, mencakup area dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara. S

umber dari Hamas menyebutkan bahwa pasukan Israel akan mundur dari koridor Netzarim menuju Jalan Salaheddin, memungkinkan warga kembali melalui pos pemeriksaan yang dilengkapi kamera.

Namun, pasukan Israel tidak akan sepenuhnya meninggalkan Gaza sebelum semua sandera dikembalikan. Pemerintah Israel juga menginginkan pergerakan warga dari Gaza selatan ke utara sebagai bagian dari rencana ini.

Sementara itu, militan Palestina akan dilarang melintasi pos pemeriksaan selama proses pemulangan pengungsi berlangsung.

Harapan untuk perdamaian

Qatar berharap gencatan senjata ini menjadi langkah awal menuju perdamaian yang permanen. Negara tersebut, yang sejak awal memimpin proses mediasi, mengharapkan semua pihak mematuhi ketentuan perjanjian.

Baca juga: Ruh, Genosida Rakyat Palestina

Presiden AS Joe Biden juga menyatakan bahwa tahap kedua gencatan senjata dirancang untuk memastikan penghentian konflik secara total. Dalam tahap tersebut, selain pembebasan sandera yang masih hidup, semua pasukan Israel yang tersisa di Gaza akan ditarik.

Kesepakatan ini dianggap sebagai upaya signifikan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan, meski tantangan dalam pelaksanaannya masih membayangi. Semua pihak diharapkan bekerja sama demi tercapainya kestabilan di kawasan tersebut.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *